bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) menyatakan, pemerintah memastikan bahwa tipe pendanaan yang disepakati dalam Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia merupakan tipe pendanaan dengan suku bunga paling tepat dan tidak membebani perekonomian nasional.
"Dana akan disalurkan secara multijalur dan multipihak, tergantung dari skema investasi dan tergantung dari tipe proyek," kata Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi Rachmat Kaimuddin kepada media di Jakarta, Sabtu (20/5).
Pendanaan JETP Indonesia terdiri atas 10 miliar dolar AS pendanaan publik dari para anggota IPG (Amerika Serikat, Inggris Raya, Kanada, Jerman, Perancis, Italia, Jepang, Norwegia, Denmark ,dan Uni Eropa).
Selain itu juga 10 miliar dolar AS dari 7 institusi keuangan internasional yang merupakan anggota Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) yaitu HSBC, Citibank. Standard Chartered, Bank of America, Deutsche Bank, MUFG dan Macquarie.
Baca Juga: Matangkan Skema JETP, PLN Gandeng IEA dalam Akselerasi Transisi Energi
Menurutnya, tipe pendanaan antara lain dapat berubah hibah dan pinjaman, baik lunak maupun blended finance, yaitu suatu skema di mana pendanaan komersial diramu dengan tipe pendanaan lainnya untuk menghasilkan suku bunga rendah dan persyaratan yang paling baik (biaya modal yang lebih murah).
Berdasarkan kesepakatan bersama JETP Indonesia, mobilisasi pendanaan ditargetkan terjadi di tahun ke-3 sampai tahun ke-5 setelah kemitraan pendanaan JETP Indonesia disepakati.
Tujuan JETP Indonesia tertuang dalam pernyataan bersama yang ditandatangani oleh pemerintah RI dan anggota IPG. Dengan demikian, tujuan yang tertuang dalam pernyataan bersama merupakan target bersama.
Target bersama merupakan target-target yang kondisional tergantung pada ketersediaan dukungan internasional, dan terutama terdiri atas target mengurangi emisi gas rumah kaca sektor ketenagalistrikan Indonesia di tahun 2030 mencapai 290 juta ton CO2 (dari baseline yang diperkirakan mencapai 357 juta ton CO2).
Baca Juga: Pengamat: JETP Harusnya Jadi Karpet Merah untuk Energi Terbarukan
"Selain itu juga mengupayakan pencapaian nol emisi bersih sektor ketenagalistrikan pada tahun 2050 serta mempercepat pemanfaatan energi terbarukan sampai dengan mencapai 34 persen dari bauran energi ketenagalistrikan di tahun 2030," ujarnya.
Pada 16 November 2022, Pemerintah Republik Indonesia bersama dengan negara maju yang tergabung dalam International Partners Group (IPG) menandatangani kemitraan pendanaan transisi energi senilai 20 miliar dolar AS.
Kemitraan pendanaan ini mengikuti kemitraan serupa yang ditandatangani IPG dengan Afrika Selatan pada 2021 sebenar 8,5 miliar dolar AS (JETP Afrika Selatan). Selain Afrika Selatan dan Indonesia, Vietnam juga menanda tangani kemitraan serupa di Desember 2022 senilai 15,5 miliar dolar AS.
JETP Indonesia merupakan kemitraan pendanaan transisi energi terbesar di dunia dan merupakan kemitraan inovatif yang dipimpin oleh negara pelaksana kemitraan.