Energi Terbarukan

Pengamat: JETP Harusnya Jadi Karpet Merah untuk Energi Terbarukan

Peluncuran sekretariat JETP seharusnya bertujuan mendukung transisi energi bersih, bukan malah berpihak pada masa depan energi fosil.

Featured-Image
Aksi teatrikal beberapa aktivis di depan Kementerian ESDM untuk mendesak JETP agar sesuai fungsinya. (Foto: dok. Juru Kampanye 350)

bakabar.com, JAKARTA - Peluncuran sekretariat JETP seharusnya bertujuan mendukung transisi energi bersih, bukan malah berpihak pada masa depan energi fosil.

Hingga kini masih belum terlihat tanda-tanda ke arah mana transisi energi dalam program tersebut akan dilakukan. Hal itu menjadi keprihatinan sejumlah LSM lingkungan, seperti Climate Rangers Jakarta, Market Forces, Enter Nusantara, dan 350 Indonesia.

Saat melakukan aksi di depan sekretariat JETP, Koordinator Climate Ranger Ginanjar Ariyasuta menerangkan 'gelar karpet merah' sebagai simbol dari JETP untuk pengembangan energi terbarukan.

“Bagi kami, seharusnya JETP menjadi karpet merah untuk energi terbarukan, bukan energi fosil," jelas Ginanjar dikutip Sabtu (17/3).

Baca Juga: Arah JETP, Aktivis: Cenderung Mendukung Perpanjangan Umur Energi Fosil

Sayangnya, pemerintah secara gamblang memperlihatkan upaya memasukkan energi fosil dalam berbagai bentuknya didanai oleh JETP. Terbukti dari usulan gasifikasi batubara, cofiring biomassa, nuklir, blue amonia yang diproses dengan carbon capture storage (CCS) dan konversi diesel ke gas.

Karena itu, perwakilan Enter Nusantara Elvan menilai solusi yang ditawarkan malah kontradiktif dengan semangat transisi energi.

"Celakanya, oleh Pemerintah, JETP cenderung diarahkan untuk mendukung perpanjangan umur energi fosil," ujarnya.

Senada, Juru Kampanye 350 Indonesia Suriadi Darmoko menilai sikap pemerintah yang lebih mempromosikan energi fosil membuka ruang lebar pembajakan dana transisi energi.

Baca Juga: Pembangkit Gas Fosil Masuk Skema JETP, Pengamat: Sia-Siakan Dana Publik

“Transisi energi itu harusnya fosil ke terbarukan, bukan fosil ke bentuk barunya yang masih fosil juga," tegasnya.

Karenya potensi akan terjadinya penyelewengan dana tersebut terhadap energi fosil besar terjadi. Padahal pendanaan JETP tujuannya bukan hanya untuk transisi energi, namun untuk mencegah kenaikan suhu bumi diatas 1,5 derajat celcius.

Menurutnya, sudut pandang sempit pemerintah melihat dana transisi, hanya sebagai stimulus untuk perubahan corak bisnis energi atau bahkan lebih buruk lagi untuk melayani perpanjangan umur energi fosil.

Baca Juga: Pengamat Desak Transparasi dan Pelibatan Masyarkat Sipil di Program JETP

“Pendanaan transisi energi melalui JETP ini adalah salah satu aksi iklim, bagian dari komitmen global untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, juga mencegah krisis iklim yang semakin memburuk," ungkapnya.

Dengan begitu, menguatnya wacana solusi palsu yang diendorse oleh pemerintah, kata Darmoko, kontraproduktif dengan upaya penurunan gas rumah kaca.

Editor
Komentar
Banner
Banner