bakabar.com, SURABAYA - Dua orang hacker yang meretas situs Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Pemprov Jawa Timur ditangkap Polda Jatim. Pemprov Jawa Timur pun menanggapi tentang keamanan situs milik mereka.
Kepala Bidang Aplikasi dan Informatika Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur, Fadlil Chusni mengatakan bahwa pihaknya mengakui ada celah-celah yang bisa dimanfaatkan hacker untuk masuk ke dalam situs.
Menurut dia, hal itu disebabkan beberapa faktor, seperti aplikasi yang belum diperbarui hingga pengelolaan keamanan yang kurang baik. Baik secara proses maupun teknologi keamanannya.
“Misal admin memberikan password ke orang lain atau password yang kurang aman digunakan,” ucap Chusni pada awak media di Polda Jatim, Rabu (31/5).
Chusni menyampaikan bahwa serangan hacker tentu akan berdampak kepada instansi maupun pengguna. Misalnya kepercayaan masyarakat jadi menurun karena akses ke situs yang terganggu.
Oleh karena itu, Pemprov Jatim kini tengah menjajaki kerjasama dengan Pemerintah Kota/Kabupaten untuk menjaga keamanan digital.
“Kami akan memberi pelatihan untuk para admin di instansi pemerintahan untuk meningkatkan kewaspadaan ini,” pungkas Chusni.
Sebelumnya diberitakan bahwa Polda Jatim telah menangkap 2 hacker yang meretas situs ITS dan Pemprov Jawa Timur. Keduanya telah berulang kali meretas situs pemerintah dengan mengubah landing page ke situs judi online.
Keduanya tergabung dalam grup hacker yang sama dari admin hacker di Kamboja. Mereka juga berhasil meretas ratusan situs-situs swasta sejak 2018.
Pelaku pertama adalah AT (27) warga Cirebon, Jawa Barat. Dia meretas situs milik ITS (tpka.its.ac.id). Pelaku kedua adalah DS alias MA alias Mr. Cakil (23) warga Tanggerang. Dia meretas situs resmi Pemprov Jatim, jatimprov.go.id. Aksi mereka dilakukan pada Februari 2023.