Dengan dupa yang terbakar dan sejumlah sesajen lain seperti kopi, seorang wanita muda yang tampak kesurupan membeberkan lokasi diduga keberadaan korban.
"Korban berdiam di ruang antara Siring dan jembatan, jaraknya 100 meter," ujarnya. "Di antara besi besi merah," ujarnyasambil menunjuk sebuah rambu angkutan air di tepi Sungai Martapura.
Namun begitu, nyatanya hingga kini pencarian masih nihil. Korban Samsuni belum juga ditemukan. Selain menggelar ritual, pencarian juga melibatkan sejumlah relawan gabungan.
Pencarian dilakukan dengan memperluas jarak penyisiran. Termasuk mengerahkan penyelam tradisional, petugas water rescue hingga menurunkan drone bawah air.
"Kita sudah berupaya, melakukan pencarian dari kemarin malam, mulai dari melakukan penyisiran di sekitaran Sungai martapura dan kurang lebih 2 kilometer ke hulu dan hilir, namun belum membuahkan hasil," kata Nasrul petang tadi.
Terhitung dari malam kemarin hingga sore hari, sebanyak 4 kali pihaknya melakukan penyisiran dengan menggunakan bawah air.
"Kurang lebih 4 kali, melakukan penyisiran dibantu dengan drone bawah air tapi tidak ada tanda tanda tentang korban," ujarnya.
Menurutnya, selain air Sungai Martapura yang keruh, arus air yang kencang saat di bagian dasar sungai jadi kendala lain dalam pencarian.
"Sementara ini, proses pencarian dihentikan sejenak dan akan dilanjutkan lagi sekitar pukul 19.00. Mudah-mudah korban bisa lekas ketemu," katanya.
Sementara itu, Koordinator Lapangan Operasi SAR, Basarnas Banjarmasin, Rangga mengatakan saat itu pihaknya hanya bisa melakukan pemantauan bergantian.
"Biasanya jasad manusia yang tenggelam akan muncul dalam 36 jam. Jadi kita akan menunggu," katanya.
Kendala yang dihadapinya, yakni derasnya arus Sungai Martapura.
"Kalau malam juga jarak penglihatan kita terbatas," katanya.
Jika hingga Kamis (29/7) besok, Samsuni juga masih belum ditemukan, pihaknya akan memperluas jarak penyisiran lagi.
"Kami akan memperluas penyisiran, 3 Kilometer ke hulu dan 3 Km ke hilir," katanya.