Persoalan Lingkungan

SIEJ Soroti Krisis Lingkungan Sumut yang Harus jadi Perhatian Publik

Persoalan lingkungan merupakan krisis yang sering muncul di tengah masyarakat. Dari persoalan sederhana, dampaknya bisa menimbulkan efek domino yang luas.

Featured-Image
Ketua Umum SIEJ Joni Aswira Putra dalam Workshop Jurnalis bertemakan 'Memperkuat Narasi Lingkungan di Tahun Politik' yang digelar Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia (SIEJ) di Medan, 29-30 Agustus 2023. Foto: apahabar.com/Budi Warsito.

bakabar.com, Medan - Persoalan lingkungan merupakan krisis berkepanjangan yang sering muncul di tengah masyarakat. Dari satu persoalan sederhana, dampaknya bisa merembet menimbulkan efek domino yang cukup luas.

Di Sumatera Utara (Sumut) terdapat sedikitnya 12 persoalan lingkungan yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten kota, termasuk pemerintah pusat.

Persoalan tersebut, di antaranya perambahan hutan mangrove, kontaminasi limbah logam, ruang terbuka hijau, penyelamatan satwa dan ekosistemnya, sinkhole, limbah medis, banjir, sampah, abrasi, tambang dalam kawasan taman nasional, mafia tanah dan pencemaran laut.

Inventarisasi masalah tersebut muncul dalam workshop jurnalis bertema 'Memperkuat Narasi Lingkungan di Tahun Politik' yang digelar Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia (SIEJ) di Medan, Selasa (29/8).

Baca Juga: Megaproyek Food Estate Kalteng Abaikan Dampak Lingkungan

Ketua Umum SIEJ Joni Aswira Putra membeberkan, isu lingkungan sangat penting dan krusial menjadi perhatian masyarakat di Sumatera Utara. Untuk itu, peran serta jurnalis dan media dalam mengawal kasus-kasus lingkungan perlu ditingkatkan, termasuk melibatkan peran aktif pihak legislatif.

"Rekan-rekan yang ikut diharapkan bisa terus mengawal. Kami rasa, isu lingkungan hidup masih mendapati banyak tantangan. Isu soal perubahan iklim, dampaknya yang dialami sudah sangat signifikan," ujar Joni Aswira Putra, Ketua Umum SIEJ di Medan, Rabu (30/8).

Menurut Joni, belum banyak media yang melihat isu perubahan iklim secara trafik lebih mengungtungkan, utamanya dalam alogaritma google. Hal itu terlihat dari penggunaan kata kunci yang berhubungan dengan isu lingkungan ternyata belum diminati pembaca.

Sementara berkaitan dengan momen politik, media di Sumut, kata Joni, perlu lebih kritis untuk mencatat seperti apa komitmen para calon kepala daerah dan legislatif terkait dengan isu-isu lingkungan yang ada.

Baca Juga: Proyek Food Estate, Jurnalis Lingkungan: Ciptakan Gastro Kolonialisme

"Pencemaran udara, biodiversitas, kerusakan ekosistem dan lainnya ini, mau ke siapa didorong narasi ini agar jadi kebijakan publik. Ini lah kenapa kami bikin acara ini. Kita ingin kandidat calon legislatif, calon kepala daerah mengambil momentum ini," papar Joni.

Kondisi hutan mangrove ekowisata mangrove Lubuk Kertang Kabupaten Langkat Juli akhir 2023. Foto: Dok Wibi Penggiat Mangrove
Kondisi hutan mangrove ekowisata mangrove Lubuk Kertang Kabupaten Langkat Juli akhir 2023. Foto: Dok Wibi Penggiat Mangrove

Senada, Kepala Konsul AS Medan, Bernard Uadan menjelaskan, dibutuhkan kerja keras dan berkelanjutan untuk memberikan informasi tentang pentingnya lingkungan hidup bagi masyarakat.

Sementara di momen politik seperti saat ini, Bernard mengingatkan bahwa persoalan lingkungan hidup harus menjadi salah satu indikator penting yang tidak boleh dilupakan masyarakat. Karena itu, isu lingkungan hidup menjadi penting ditanyakan kepada setiap kandidat yang akan berlaga di pemilu.

"Perubahan iklim adalah persoalan yang mendesak saat ini. Penting untuk kita menjadikannya prioritas dalam wacana kita terutama menjelang pemilu 2024," katanya.

Baca Juga: Tren Eco Friendly Fashion, Memilih Pakaian untuk Lingkungan Lebih Baik

Jurnalis, kata Bernard, memiliki kesempatan besar untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang dampak perubahan iklim, keadaan ekonomi dan kondisi masyarakat.

Selain itu, Amerika Serikat, ungkap Bernard, memiliki program kemitraan jangka panjang yang dirancang untuk menciptakan transisi energi yang ramah lingkungan. Salah satunya dengan mendorong sektor ketenagalistrikan yang berkeadilan di Indonesia.

"Jadi kami turut mendukung kelestarian lingkungan seperti program Internasional Visitor Leadership Programe dan lainnya serta lokakarya ini. Saya berharap di akhir kegiatan ini anda akan mendapatkan wawasan tentang topik penting dan lebih siap untuk melaporkannya secara efektif sekaligus menjadi agen perubahan," jelasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner