bakabar.com, JAKARTA - Pedagang pakaian bekas di Pasar Senen, Jakarta Pusat, mendesak pemerintah agar segera melegalkan kegiatan usaha thrifting. Para pedagang mengaku tidak khawatir untuk membayar biaya pajak tambahan jika memang diharuskan.
"Kita minta thrifting dilegalkan karena ini sekarang sudah menjadi produk global, banyak negara negara maju juga melegalkan baju bekas. Kenapa kita tidak?" ungkap Koordinator Pedagang Pakaian Bekas Pasar Senen, Rivai Silalahi, saat dihubungi bakabar.com, Sabtu (29/4).
Usaha thrifting, menurut Rivai, sama sekali bukan musuh dari industri lokal. Yang terjadi, justru gempuran pakaian impor asal China yang turut andil membunuh produk-produk lokal Indonesia.
"Kita hanya dijadikan kambing hitam dengan dalih membunuh usaha UMKM," ungkap Rivai.
Baca Juga: Pasar Pakaian Bekas Impor Cimol Gedebage Bandung Tutup Sementara
Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) telah menyediakan skema solusi penyelesaian bagi para penjual pakaian bekas impor ilegal (thrifting) yang hendak beralih kepada produk substitusi lokal, termasuk untuk mendapatkan akses pembiayaan.
Pemerintah telah membuka hotline pengaduan yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku thrifting. Pedagang bisa langsung menghubungi hotline melalui WhatsApp 0811-1451-587, atau menghubungi call center Kemenkop UKM 1500-587.
Menanggapi itu, Rivai menjelaskan bahwa solusi yang diusulkan pemerintah, pasca audiensi dengan Menteri Perdagangan dan Menteri Koperasi UMKM beberapa waktu lalu sudah tepat dan dianggap bijaksana.
Baca Juga: Tak Hanya Pakaian Bekas, Ridwan Kamil Khawatirkan Impor Tekstil Murah Rusak Pasar UMKM
Ketika para pedagang masih diperbolehkan untuk menghabiskan stok dagangan yang terlanjur dimiliki, itu artinya para pedagang tidak dibiarkan merugi. Mereka masih diperbolehkan untuk menghabiskan stok yang ada, sembari mencari peluang dagangan baru agar usahanya tetap bisa beroperasi.
"Solusi dari Mendag dan Menkop belum ada, kita baru ditawarkan beralih usaha ke pakaian lokal yang notabene tidak bisa bersaing dengan baju import bekas," pungkasnya.