Histori

Seulas Cerita Water Toren, dari Wabah Hingga Jadi Sumber Air Kota Magelang

Water toren atau bak penampungan air di sisi barat Alun-alun peningggalan Belanda yang dahulu digunakan untuk pelayanan hingga laboratorium.

Featured-Image
Water Tower Magelang. (Foto Sumber: LHK Leiden)

bakabar.com, MAGELANG - Hiruk pikuk kota sejuta bunga sudah dimulai sejak subuh tiba. Para pedagang mulai membuka lapak, lalu lalang pejalan menghirup udara segar di pelataran.

Di sisi lain, bangunan kokoh di sudut kota serasa terbawa kembali ke masa lampau, aroma kopi di sepanjang jalan Tentara Pelajar, seperti berjalan di Kota Des Indes versi Indonesia.

Menengok ke kanan, berdiri sebuah bangunan menyerupai kompor raksasa, warnanya biru, tiap sisinya masih kokoh, tak terkikis meski usianya sudah lebih dari 100 tahun.

Bangunan peninggalan Belanda di Kota Magelang di daerah Alun-Alun memang masih banyak yang berfungsi sampai sekarang.

Baca Juga: Menyusuri Tradisi Nyadran di Lereng Damalung

Salah satunya water toren atau bak penampungan air di sisi barat Alun-alun peningggalan Belanda yang dahulu digunakan untuk pelayanan hingga laboratorium.

Water toren yang memiliki tinggi 26,140 meter dan diameter bak airnya 22,46 meter itu dapat menampung 1.750 meter kubik air.

Tak hanya itu, water toren juga memiliki 32 tiang penyangga di bagian tengahnya dan di bagian bawahnya terdapat 16 ruangan.

Dibangun Sejak Jaman Agresi Militer Belanda

Pegiat Komunitas Kota Toea Magelang, Bagus Priyana mengatakan, water toren dibangun Genie atau Zeni dari militer Belanda sejak tahun 1916 sampai 1920.

Lebih lanjut, Bagus menuturkan, sebelum water toren dibangun, kebutuhan air bersih bagi warga Magelang dipenuhi dari beberapa mata air, sumur, atau Kali Manggis dari Sungai Progo.

"Dulu airnya masih bersih," kata Bagus saat ditemui bakabar.com di kediamannya, Jumat (24/3).

Lebih lanjut, Bagus menuturkan, sekitar 1915 terjadi bencana saat Kali Manggis di bagian Poncol runtuh, sehingga suplai air bersih menjadi terhambat dan muncul wabah penyakit.

"Waktu itu ada pemerhati kesehatan dari Semarang yang memberi masukan kepada Pemerintah Kota Magelang supaya membuat sistem air bersih dengan mendirikan menara air minum," jelasnya.

HALAMAN
12
Editor


Komentar
Banner
Banner