bakabar.com, JAKARTA – Fexting atau berdebat lewat pesan teks, adalah potensi perangkap dalam hubungan yang dapat menimbulkan masalah dan bahkan merusak.
Berkomunikasi melalui pesan teks adalah kegiatan yang umum dan sering kita lakukan dalam berbagai situasi, seperti merencanakan pertemuan dengan teman atau meminta pasangan untuk membelikan sesuatu.
Namun, terkadang yang awalnya hanya berniat komunikasi, tapi malah terlibat perdebatan melalui pesan teks. Mengutip Cosmopolitan.com dan beberapa sumber lain, berikut penjelasan tentang fexting.
Apa yang Sebenarnya Dianggap sebagai Perdebatan Melalui Teks?
Dalam situasi percakapan langsung, terdapat banyak tanda yang dapat membantu Anda menyadari jika obrolan mulai menuju arah yang salah. Namun, dalam konteks pesan teks, hal ini mungkin lebih sulit untuk diidentifikasi.
Salah satu cara untuk menentukan apakah Anda sedang terlibat dalam perdebatan teks adalah dengan memperhatikan perasaan Anda.
Jika Anda mulai merasa marah, terluka, atau frustrasi, ini mungkin menandakan bahwa Anda sedang menghadapi situasi yang penuh konflik. Jika Anda mengalami gejala fisik kecemasan, kemungkinan besar Anda sedang terlibat dalam perselisihan kecil.
Selain itu, pesan teks pada dasarnya merupakan bentuk komunikasi singkat. Kita sebagian besar berkomunikasi melalui perangkat seluler kita, yang tidak dirancang untuk pertukaran teks yang panjang.
Mengapa Perdebatan Teks Bisa Menjadi Isu?
Pertengkaran, dalam bentuk apapun, dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi, dan untuk memelihara kesehatan mental yang baik, penting untuk menyelesaikan pertengkaran dalam waktu kurang dari satu hari.
Inilah sebabnya mengapa pertengkaran melalui pesan teks umumnya dianggap sebagai hal yang tidak menguntungkan, berikut hal yang buruk mungkin terjadi karena fexting, dikutip dari Very Well Mind:
Tidak Ada Nada Vokal yang Terlibat
Banyak aspek dalam penulisan dapat memiliki interpretasi beragam, dan tanpa intonasi vokal untuk mengklarifikasi, mudah untuk mengasumsikan yang terburuk tentang seseorang dan niatnya.
Dalam percakapan lisan, lawan bicara kita dapat menilai sejauh mana kita serius atau santai berdasarkan nada suara kita. Teks, sebaliknya, tidak mengandung elemen nada. Semua yang tertulis bersifat datar, sehingga komentar atau lelucon yang bersifat sarkastik bisa saja dianggap sebagai penghinaan.
Satu-satunya cara untuk menghindari penafsiran yang salah adalah dengan menggunakan emoji atau GIF, yang dapat menciptakan atmosfer yang lebih ringan. Namun, kata-kata Anda tetap dapat disalah artikan.
Ini Dapat Menyebabkan Miskomunikasi