bakabar.com, MARABAHAN – Akibat serangan tungro, sejumlah petani di Desa Tamba Jaya, Kecamatan Tabukan, Barito Kuala, mulai dilanda gelisah lantaran terancam penurunan hasil panen.
Serangan tungro terindentifikasi dalam dua tahun terakhir, ketika padi yang ditanam perlahan menguning, kerdil dan tidak berbuah dengan baik.
“Kejadian ini membuat kami bingung, karena sudah terjadi selama dua tahun terakhir,” papar Gunawan, salah seorang petani di Tamba Jaya.
Situasi serupa juga dikeluhkan Kartini yang sudah melakukan berbagai metode agar penyakit tersebut tidak datang lagi.
“Kami juga kurang mengetahui obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit kuning itu,” tambah Kartini.
Baca juga:Diserang Tungro, Panen Padi Petani Lepasan Terancam Menurun
Situasi ini sendiri langsung direspons Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Batola, termasuk Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultua (BPTPH) Kalimantan Selatan.
“Tanaman itu terserang virus tungro dan ditularkan wereng hijau. Untungnya tingkat kerusakan di Tamba Jaya dalam kategori sedang, sehingga masih dapat dikendalikan,” sahut Abdul Mujib, Kepala BPTPH Kalsel.
“Untuk mencoba memperbaiki, kami memberi bantuan insektisida. Dua hari berikutnya harus dilakukan lagi pemberian beberapa nutrisi untuk menekan hasil negatif,” imbuhnya.
Insektisida tersebut berfungsi mengendalikan wereng hijau yang membawa tungro, lalu memberi nutrisi agar ketahanan padi meningkat. Namun untuk tanaman yang sudah terjangkit, hampir tidak mungkin diselamatkan.
Selanjutnya untuk memutus siklus perkembangan tungro, petani dianjurkan merotasi varietas. Rotasi ini terbukti efektif dalam sejumlah kasus serangan tungro di Batola.
“Kalau sebelumnya hanya menanam varietas lokal sejenis siam unus, bisa dirotasi dengan benih unggul. Bisa juga varietas lokal lain seperti siam pandak yang kerap disebut masyarakat dengan banih ganal (benih besar),” beber Mujib.
Meski nilai ekonomis tidak setinggi siam unus, karang dukuh dan siam mayang, kemampuan benih besar bertahan dari serangan tungro juga tergambar di lahan pertanian Tamba Jaya.
“Tungro sebenarnya sudah menjadi endemis di Batola,” timpal Ibnu Medio Ginting, Pengawas benih Sub Koordinator Perlindungan Tanaman Pangan Distan TPH Batola.
“Biasanya akan hilang kalau terjadi musim kemarau panjang dan eradikasi. Namun eradikasi bukan solusi yang patut dipertimbangkan,” tambahnya.
Terkait upaya pencegahan, gerakan pengendalian sudah dilakukan di beberapa desa dan kelompok tani lewat pemberian stimulan berupa insektisida, serta pengertian tentang tungro.
“Kami juga berharap masyarakat menjalin komunikasi dengan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) maupun Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), sehingga keluhan mereka dapat diketahui,” tandas Ibnu.