bakabar.com, JAKARTA - Nama PT Nisfa Utama Wisata Tour dan Travel jadi perbincangan hangat lagi. Bukan karena penelantaran jemaah, melainkan kasus penipuan.
Melalui serangkaian penyelidikan polisi akhirnya menetapkan Mahmud Ashrari (MA) sebagai tersangka. Tak cuma menipu, bos Nisfa satu ini juga diduga menggelapkan dana jemaah.
MA dilaporkan oleh jemaahnya sendiri sebab tak kunjung memberangkatkan umrah. Padahal duit puluhan juta telah disetor.
"Benar MA telah ditetapkan tersangka atas laporan tindak pidana penipuan," ujar Kapolres Banjar AKBP M Ifan Hariyat melalui Kasi Humas AKP Suwarji, Selasa (23/1).
Konstruksi kasus
Tertangkapnya Mahmud bermula saat seorang korban NK melaporkan ke Polres Banjar. NK mengeluh sebab jadwal keberangkatan selalu ditunda tanpa alasan yang jelas.
Hendak menagih kembali duit yang sudah ia setorkan Rp32 juta, Mahmud banyak alasan dan akhirnya menghilang. NK lantas melapor polisi.
Berangkat dari laporan NK, polisi melakukan penelusuran. Ternyata bukan cuma NK. Masih ada total 13 calon jemaah lain yang tertipu. Semuanya dari Martapura.
Saat penyelidikan, Mahmud sempat kabur dari rumahnya. Namun kepolisian berhasil menemukan kediaman barunya di Kecamatan Gambut.
Hingga akhirnya pada Rabu 17 Januari 2024 Mahmud berhasil diamankan Tim Opsnal dari Polres Banjar.
Polisi juga mengamankan sebanyak 89 tali Id-Card jemaah, 4 surat pernyataan perizinan perusahaan, 2 buku tabungan, dan 1 stempel PT NT.
"Saat ini MA telah ditahan di sel Polres Banjar untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," pungkas Suwarji.
Telantarkan Jemaah
Tak hanya kasus penipuan yang pernah menjerat PT Nisfa. Medio Oktober 2022 silam, sebanyak 21 jemaah mereka telantar di Jeddah.
Salah seorang jemaah yang telantar adalah Habib Sadiq. Warga Martapura ini sempat tiga hari kebingungan mencari jalan pulang.
"Seharusnya kami sudah pulang 22 Oktober 2022," papar Habib Sadiq ketika dihubungi bakabar.com, kala itu.
Selain jadwal kepulangan yang tidak jelas, mereka sudah diminta check out dari hotel sejak pukul 14.00 waktu Arab Saudi, Selasa (25/10).
Ironisnya ketika mereka mengadu nasib ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Arab Saudi, hasil yang diperoleh kurang memuaskan, "Respons mereka (petugas KBRI) seperti biasa saja," tukas Habib Sadiq.
26 Oktober atau sehari kemudian bakabar.com mencoba mendatangi PT Nisfa di Jalan Pendidikan IV nomor 6, Kelurahan Sungai Paring, Martapura.
Kantor berupa rumah itu pintunya terkunci rapat. Teras kantor pun tampak kotor seperti jarang dihuni. Di depan kantor terdapat spanduk dan papan nama travel.
Nomor kontak tertera di spanduk. Media ini sempat mencoba menghubungi untuk meminta waktu untuk memberikan penjelasan, tapi belum ada jawaban.
Ma`mun Salim, warga yang bertetangga dengan bangunan itu mengungkap belakangan ini Nisfa Tour & Travel memang jarang buka.
"Kadang buka, kadang tutup. Kalau datang pun tidak menentu juga harinya," ujarnya kepada bakabar.com.
Ia mengungkapkan travel Nisfa Tour & Travel sudah menempati rumah sewaan itu sekira empat tahun. Kendati sudah lama bertetangga, Salim tidak tahu nama pemiliknya.
"Orangnya memang tidak biasa bersosialisasi. Kalau pun keluar rumah paling memotokopi berkas ke sini. Kabarnya pemilik travel itu orang Kotabaru, istrinya orang Banjarmasin," ujarnya.
"Namanya pun saya tidak tahu. Yang saya tahu Nisfa itu adalah nama anaknya yang dijadikan nama usaha travel," sambungnya lagi.
Ia menceritakan beberapa pekan lalu ada banyak warga yang mendatangi kantor tersebut. Cerita dari mereka, bahwa kedatangan mereka untuk meminta kejelasan soal jadwal keberangkatan umrah.
"Itu sekitar dua atau tiga minggu yang lalu. Sampai situ aja tahunya," tandasnya.