Pemilu 2024

Seniman-Budayawan Solo Pilih Dukung Ganjar-Mahfud Daripada Gibran: Dia Bukan Masyarakat

Seniman dan budayawan Kota Solo mendeklarasikan dukungannya untuk pasangan capres-cawapres, Ganjar-Mahfud. Deklarasi ini dilakukan di Taman Sunan Jogo Kali

Featured-Image
Pembacaan deklarasi seniman dan budayawan Solo mendukung Ganjar-Mahfud. Foto: apahabar.com/Fernando

bakabar.com, SOLO - Seniman dan budayawan Kota Solo mendeklarasikan dukungannya untuk pasangan Capres-Cawapres, Ganjar-Mahfud. Deklarasi ini dilakukan di Taman Sunan Jogo Kali, Senin (6/11) malam. 

Deklarasi dipimpin oleh perwakilan seniman sepuh St. Wiyono dan perwakilan seniman muda Ahmad Anwar.

Salah satu poin pokok yang disampaikan dalam deklarasi yaitu harapan mereka agar pasangan capres-cawapres tersebut mempertahankan dan pelestarian nilai-nilai budaya bangsa.

"Dengan kesadaran kami menyampaikan pernyataan mendukung pencalonan Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai pasangan capres-cawapres Pilpres 2024. Dengan seluruh kemampuan kami siap menghantar Ganjar Pranowo-Mahfud MD memimpin Indonesia periode 2024-2029," seru para seniman dan budayawan. 

Baca Juga: PDIP Ungkit Megawati-Jokowi Sempat Sepakati Ganjar Capres 2024

Sementara itu, St. Wiyono selaku perwakilan seniman sepuh menilai bahwa Ganjar-Mahfud memiliki rekam jejak dan proses pencalonannya juga baik.

Oleh karena itu pihaknya meyakini sebagai seorang budayawan, sebagai seorang seniman yang selalu bicara dari akar kemanusiaan yang paling dalam dari kebulatan jiwa yang utuh berat ke Ganjar dan Mahfud.

"Saya yakin dia akan sangat konsen pada kehidupan seni budaya. Kehidupan kebudayaan yang merupakan satu ikatan nilai yang itu bisa membangun toleransi diantara perbedaan yang berbagai macam," terangnya.

Namun ketika ditanya tentang sosok Gibran, Wiyono menyebut bahwa Gibran adalah sosok berdarah biru dan bukan bagian dari masyarakat.

"Sejak remaja dia bukan masyarakat. Dia sudah pangeran, dia sudah anak orang besar. Bukan anak petani, dia sudah hidup di kalangan itu. Saya ga yakin dia bisa merasakan penderitaan kami. Jadi saya punya keyakinan walaupun dia mengatakan dia berawal orang kecil," jelasnya.

Baca Juga: Ganjar Sesumbar soal Jateng masih 'Kandang Banteng'

Jika dibandingkan dengan Jokowi. Wiyono menyebut Jokowi meniti karir dari bawah, sedang Gibran tidak. 

"Gibran sudah aristokrat, ketika dia remaja sudah anak gubernur, anak presiden sudah berbeda. Apalagi tata cara pencalonan tidak mulus," pungkasnya.

Wiyono menegaskan bahwa hal tersebut bukanlah menjelekkan Gibran. Namun karena dirinya menilai pencalonan Gibran tidak mulus. Maka pihaknya lebih memilih Ganjar dan Mahfud.

Editor


Komentar
Banner
Banner