bakabar.com, MARABAHAN - Sempat beberapa hari menumpuk, bantuan untuk korban banjir di Kecamatan Jejangkit, Barito Kuala (Batola), mulai diambil dan didistribusikan.
Bantuan yang sempat menumpuk tersebut berasal dari perusahaan sawit PT Palmina Utama dan PT Putra Bangun Bersama (PBB).
Diketahui bantuan berupa beras, minyak goreng, mi instant, gula pasir, teh dan susu kental manis dengan total anggaran sekitar Rp100 juta itu resmi diserahkan, Rabu (5/4).
Selanjutnya bantuan ditempatkan dalam sebuah gudang milik pribadi seorang warga di Desa Sampurna.
Namun dengan berbagai alasan, tidak semua desa langsung mengambil dan mendistribusikan bantuan tersebut.
Salah satunya jumlah bantuan yang dinilai kurang mencukupi, sehingga sulit dibagi-bagi. Terlebih total kepala keluarga yang terdampak banjir di Jejangkit berjumlah 2.314 atau 7.092 jiwa.
Terbanyak di Desa Jejangkit Muara dengan 1.453 jiwa, Jejangkit Pasar 1.229 jiwa dan Desa Cahaya Baru 1.185 jiwa.
Kemudian Jejangkit Timur sebanyak 1.048 jiwa, Jejangkit Barat 995 jiwa, Sampurna 767 jiwa dan Bahandang 415 jiwa.
Baca Juga: Gandeng Julong Group, Pemkab Batola Kembali Salurkan Bantuan ke Jejangkit
Baca Juga: Dituntut Warga Jejangkit Batola, PT Palmina Buka Suara
Di sisi lain, warga juga masih menunggu komitmen PT Palmina Utama, terkait pelaksanaan hasil mediasi yang dilakukan di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalimantan Selatan.
Lantas setelah Dinas Sosial Kalsel dan Batola mendistribusikan ratusan dus mie instan dan 30 ton beras, Minggu (9/4), akhirnya perwakilan desa mulai mendistribusikan bantuan.
Selanjutnya bantuan dikompilasi dan dicukup-cukupkan. Seperti di Desa Cahaya Baru, setiap kepala keluarga memperoleh 4 kilogram beras, 3 bungkus mi instan, 0,5 liter minyak goreng dan 0,5 kilogram gula pasir.
"Sebagian bantuan sudah dibagikan, Sabtu (8/4). Sedangkan beras bantuan dari pemerintah baru saja didistribusikan kepada warga," papar Kepala Desa Cahaya Baru, Imberan, Senin (10/4).
"Semoga bantuan tersebut bermanfaat, mengingat masyarakat sudah 3 tahun terkena musibah. Selain Covid-19, juga beberapa kali banjir yang menyebabkan gagal tanam," imbuhnya.
Bantuan serupa juga mulai dibagikan di Desa Jejangkit Pasar. Tercatat mereka merupakan desa terakhir yang mengambil seluruh bantuan di gudang.
"Awalnya sebagian warga enggan menerima bantuan dari perusahaan. Namun setelah desa lain sudah mengambil bantuan, akhirnya kami pun mulai mengambil," sahut Muhammad Taufik, Kepala Desa Jejangkit Pasar.
"Sebenarnya kami bukan tak mau menerima bantuan, tapi lebih berharap solusi. Apalagi tuntutan kami kepada perusahaan belum direspons. Tentu kami berharap bantuan ini tak berhubungan dengan tuntutan kami kepada perusahaan," imbuhnya.
Namun seperti di Cahaya Baru, pembagian bantuan di Jejangkit Pasar juga harus dicukup-cukupkan, "Makanya prosedur pembagian sepenuhnya diserahkan kepada ketua RW dan RT," beber Taufik.
Sementara dalam kesempatan terpisah, Herman Prawira selaku perwakilan PT Palmina Utama menepis anggapan miring soal bantuan tersebut.
Sebelumnya beredar kabar kalau seandainya bantuan dari perusahaan diambil, otomatis tuntutan warga tidak diurus lagi atau dianggap selesai.
Sedangkan di sisi lain, debit air terus mengalami penurunan, setelah intensitas hujan berkurang dalam sepekan terakhir.
"Kami tulus saja membantu masyarakat. Sebelumnya pemerintah juga menegaskan akan bahu-membahu bersama kami mencari solusi, seperti membuka aliran air dari Jejangkit ke Sungai Barito," tukas Herman.
Baca Juga: Warga Jejangkit Batola Tagih Komitmen PT Palmina Atasi Banjir
Baca Juga: BWS Pastikan PT Palmina Belum Kantongi Izin Pembuangan Air ke Sungai Alalak