Dari keterangan saksi, kata Kapolsek, korban dipanggil tidak menyahut, setelah dilihat melalui jendela, ternyata korban sudah meninggal tidak bergerak di dalam kamar dekat pintu.
Sebelumnya juga, para saksi serta warga setempat sering mengajak korban untuk dievakuasi menuju pengungsian. Namun korban menolak dan malah memarahi yang mengajaknya.
“Keterangan saksi pada hari Kamis (13/5/2021) saat terjadi banjir pertama kali, si kakek sudah diajak mengungsi. Namun menolak dan marah-marah,” terangnya.
Menurut perkiraan, si kakek baru saja meninggal dunia, karena pada malam Minggu (15/5/2021) sekira pukul 20.00 WITA warga masih melihat korban di jendela.
“Diperkirakan korban meninggal karena terjatuh dari tempat tidur lalu terendam air yang masih menggenangi lantai rumahnya,” pungkas Kapolsek Satui.
Update Banjir
Banjir bertepatan dengan momen lebaran 1442 hijriah melanda sejumlah wilayah Kalimantan Selatan. Air bah menerjang tiga kabupaten sekaligus.
Sampai hari ini, bayang-bayang banjir bahkan masih mengintai warga di Satui, kecamatan yang berjarak 94 kilometer dari Batulicin, ibu kota Tanbu itu.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya: