Transisi Energi

Sekretariat JETP Resmi Beroperasi, Luhut Yakin Indonesia Percepat Transisi Energi

Luhut Binsar Pandjaitan meyakini Indonesia mampu percepat transisi energi melalui kerja sama Just Energy Transition Partnership (JETP).

Featured-Image
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam pertemuan dengan perwakilan International Partner Group (IPG) terkait pendirian Sekretariat JETP di Indonesia. Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meyakini Indonesia mampu mempercepat upaya transisi energi ke energi baru terbarukan melalui kerja sama Just Energy Transition Partnership (JETP) yang disepakati di KTT G20 tahun 2022.

Luhut pun menyambut baik didirikannya Sekretariat JETP di Indonesia guna mendukung target iklim Indonesia yang ambisius melalui upaya kolaboratif dan pembiayaan oleh mitra internasional terkait. JETP sendiri telah menyatakan komitmen untuk memobilisasi pembiayaan awal publik dan swasta sebesar 20 miliar dolar AS dalam 3-5 tahun ke depan.

"Dengan niat baik itulah tepat di hari Rabu (15/2) lalu, Sekretariat JETP didirikan sebagai tanda dimulainya milestone penting investasi iklim terbesar sepanjang sejarah untuk satu negara," katanya dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan di Jakarta, Jumat (17/2).

Sekretariat ini nantinya akan mengelola pelaksanaan harian transisi energi di Indonesia yang rendah karbon, berkelanjutan, dan yang pasti berkeadilan serta bermanfaat pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menciptakan banyak lapangan kerja.

Baca Juga: Sekretariat JETP Resmi Terbentuk, Siap Wujudkan Pendanaan Transisi Energi

"Dengan dukungan dari IPG (International Partner Group), saya yakin kami dapat mempercepat transisi EBT tanpa mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia," imbuh Luhut.

Tentang JETP

JETP atau lebih dikenal sebagai Kemitraan Transisi Energi yang Berkeadilan adalah upaya bersama-sama lintas negara, dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan menjalankan transisi ke sistem energi yang berkelanjutan.

Kemitraan tersebut sejalan dengan tujuan dari Paris Agreement untuk mendorong penggunaan EBT dan melepaskan diri dari ketergantungan energi fosil.

"Sebagai negara berkembang yang kaya akan sumber Energi Baru dan Terbarukan, Indonesia sudah pasti membutuhkan dukungan dalam melakukan perubahan sistem energi yang berkelanjutan," katanya.

Baca Juga: Sekretariat JETP Diresmikan, RI Bersiap Realisasikan Proyek Energi Terbarukan

Luhut menyebut kemitraan itu nantinya akan mempercepat transisi menuju sistem energi yang rendah karbon di Indonesia, sembari mendorong perkembangan ekonomi dan inklusi sosial.

JETP menjadi skema pembiayaan transisi energi yang berkeadilan kepada masyarakat dan kelompok rentan yang terdampak langsung oleh proses transisi energi di sebuah negara.

"Dukungan teknis, keuangan, dan kapasitas untuk mempercepat penyebaran energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi membuat JETP menjadi satu-satunya kemitraan pendanaan iklim multilateral terbesar," kata Luhut Pandjaitan.

Baca Juga: 100 Hari JETP Diluncurkan, Komitmen Transisi Energi Indonesia Masih Lemah

Sekretariat JETP akan beroperasi mulai Jumat (17/2), dan akan mulai mengerjakan tugas-tugasnya. Beberapa kegiatan yang nanti akan menjadi kegiatan utama JETP, yakni yang pertama tentunya pengembangan energi bersih, secara khusus untuk energi terbarukan.

Yang kedua adalah percepatan pensiun PLTU batubara, dan yang ketiga adalah program-program untuk membantu peningkatan efisiensi energi.

Editor


Komentar
Banner
Banner