Peluncuran Platform BAMS

Sediakan 21 Ribu Pak, IBC Siap Sebar 6 Ribu Baterai ke 'Swap Station'

IBC meluncurkan purwarupa BAMS yang diprediksi mampu untuk memproduksi sekitar 21 ribu pak baterai pada tahun 2023.

Featured-Image
Seorang pengemudi ojek daring tengah mencoba purwarupa swap station Battery Asset Management Services (BAMS) di Jakarta, Senin (12/6). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Indonesia Battery Corporation (IBC) meluncurkan purwarupa Battery Asset Management Services (BAMS) yang diprediksi mampu untuk memproduksi sekitar 21 ribu pak baterai pada tahun 2023.

Adapun alokasi sebanyak 15 ribu di antaranya digunakan di motor listrik, sedangkan sebanyak 6 ribu lainnya akan tersebar di stasiun penukaran baterai (swap station) seluruh Indonesia.

"Platform yang IBC tawarkan akan menyediakan infrastruktur pengisian yang terintegrasi dan didukung teknologi terkini," ujar Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rabin Hattari, pada peluncuran platform BAMS di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di Jakarta, Senin (12/3) malam.

Ia mengatakan peluncuran itu akan memberikan kepastian bagi konsumen yang dapat dengan mudah mengisi daya kendaraan listrik di seluruh wilayah. BAMS hadir sebagai sebuah platform ekosistem motor listrik yang dapat mengakomodir pengguna motor listrik berbagai merek, sekaligus pengguna motor konversi.

Baca Juga: Gandeng CTAL dan LGES, IBC: Pengembangan Baterai EV Rampung 2026

Hal ini dapat terwujud berkat kerja sama yang terjalin antara IBC dan para pelaku industri serta konversi, yaitu Gesits, Volta, Alva, Viar, United, Bintang Racing Team, dan Spora EV. Platform BAMS meliputi baterai generasi baru yang memiliki performa bagus dengan keamanan terjaga baik, swap station, dan aplikasi IOT yang terintegrasi dari seluruh titik yang sudah ada maupun yang akan diintegrasikan.

Seorang pengemudi ojek daring tengah mencoba purwarupa swap station Battery Asset Management Services (BAMS) di Jakarta, Senin (12/6). Foto: ANTARA
Seorang pengemudi ojek daring tengah mencoba purwarupa swap station Battery Asset Management Services (BAMS) di Jakarta, Senin (12/6). Foto: ANTARA

Lebih lanjut, Rabin menjelaskan bahwa selama ini, ada satu hambatan utama yang perlu diselesaikan dalam mendorong adopsi kendaraan listrik secara lebih luas, yaitu infrastruktur pengisian dan manajemen baterai yang andal serta efisien.

Tanpa infrastruktur memadai, katanya, maka para pengguna kendaraan listrik akan menghadapi hambatan yang signifikan terutama dalam hal jarak tempuh dan keterbatasan pengisian daya.

Dalam upaya mengatasi tantangan ini, lanjut Rabin, IBC sebagai bagian dari ekosistem BUMN telah melakukan lompatan besar dalam penyediaan solusi atas keberagaman tipe baterai pada masing-masing produk kendaraan listrik yang beredar di masyarakat. Proyek ini akan membantu mempercepat pengembangan pengisian dan manajemen baterai di seluruh negeri.

Baca Juga: Bosch Indonesia Tawarkan Powertrain Compact dan Pemantau Baterai EV

"IBC bekerja sama dengan produsen motor listrik terkemuka, termasuk motor konversi, untuk memastikan kompatibilitas yang luas dan aksesibilitas bagi para pengguna," tambahnya. Selain itu, infrastruktur BAMS dari IBC akan memberikan solusi manajemen baterai yang efisien dan terjamin. Dengan menggunakan teknologi canggih.

Mwnurut Rabin, pihak IBC dapat memantau kesehatan baterai, melakukan pemeliharaan preventif, dan mengoptimalkan siklus pengisian untuk memperpanjang umur baterai.

"Tentunya ini akan mengurangi biaya perawatan jangka panjang dan memberikan keandalan yang diperlukan para pengguna kendaraan listrik," terangnya.

Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rabin Hattari, saat menghadiri peluncuran platform BAMS di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di Jakarta, Senin (12/6). Foto: ANTARA
Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rabin Hattari, saat menghadiri peluncuran platform BAMS di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di Jakarta, Senin (12/6). Foto: ANTARA

Hadirnya BAMS tidak hanya menguntungkan pengguna kendaraan listrik, namun juga akan memberikan dampak positif yang luas dalam berbagai sektor. Dalam jangka panjang, platform ini akan menciptakan lapangan kerja baru dalam industri teknologi energi, meningkatkan ekonomi lokal, dan membantu mengurangi emisi karbon kita secara keseluruhan.

Baca Juga: VW Bangun Industri Baterai EV di Indonesia, Bahlil: Kami Siap Mengawal

Dalam menghadapi perubahan iklim dan tantangan energi masa depan, Kementerian BUMN mengajak semua pihak untuk bekerja sama mewujudkan visi ini.

"Mari bangun ekosistem baterai yang kuat dan terpadu untuk motor listrik, termasuk motor konversi, dalam memastikan masa depan yang lebih baik bagi negara kita dan generasi mendatang," jelasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner