bakabar.com, JAKARTA – Indonesia Battery Corporation (IBC) batal mengakuisisi perusahaan mobil listrik asal Jerman. Rencana tersebut telah didahului BUMN asal Singapura.
“BUMN Singapura beli tuh dan opsi itu sudah tidak lagi diberikan ke kita, sayang,” kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia kepada media di Jakarta, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Jumat (7/1).
Menurut Bahlil, perusahaan mobil listrik asal Jerman memiliki kualitas cukup bagus. Tak ayal, BUMN Singapura tertarik mengambil alih perusahaan itu.
“Saya tahu sudah diakuisisi oleh BUMN Singapura, coba cek, barang itu barang bagus, kita bilang ini rugi lah apa lah, belum kerja aja sudah bilang rugi,” ucap Bahlil.
Ia menampik isu modus penggelembungan harga alias mark-up dalam rencana IBC untuk mengakuisisi perusahaan mobil listrik asal Jerman tersebut.
“Ada yang bilang bahwa ini terjadi mark-up, mark-up apaan, buktinya tuh transparan belinya,” kata Bahlil.
Bahlil justru menyayangkan sejumlah pihak yang skeptis dan curiga dengan rencana IBC untuk mengakuisisi perusahaan mobil listrik asal Jerman.
Sekadar mengingatkan, IBC disebut-sebut akan membeli sebuah perusahaan mobil listrik asal Jerman. Namun, rencana tersebut mendapat banyak kritikan, salah satunya dari Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Menurutnya, IBC sebaiknya membuat kerja sama dengan pihak lain yang bisa membantu Indonesia mengembangkan mobil listrik sendiri. Terlebih, Indonesia punya bahan baku untuk membuat baterai listrik yang juga punya peranan penting dalam industri mobil listrik ke depan.
Selain itu, Indonesia juga punya keunggulan dari segi pasar yang diperkirakan mencapai 170 juta orang. Ahok percaya bisnis IBC akan lebih lancar jika bekerja sama dengan pihak yang mau membangun pabrik mobil listrik di dalam negeri.
“Saya tanya kenapa tidak ajak Wuling kerja sama yang sudah ada di Karawang? Ajak Hyundai kerja sama? Ya dong. Terus harus pakai besi pelat Krakatau Steel, itu sudah buat pelat yang baik,” ucap Ahok.