bakabar.com, BANJARBARU - Bergagam penyebab harga beras lokal (beras Banjar) naik.
Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani menyebut naiknya harga beras lokal, seperti siam, unus, mutiara disebabkan tingginya permintaan dan akibat gagal panen di 2022.
Menurut Birhasani gagal panen akibat serangan hama, seperti tungro dan faktor lainnya. Sehingga produksi berkurang dan mengakibatkan kenaikan harga beras di pasaran.
Birhasani menyebut, beras Banjar lebih tinggi kualitasnya dibanding beras pemerintah atau premium. Saat ini, kata dia, ketersediaan beras lokal memang kosong.
"Kalau beras premium, stoknya memang melimpah," ujarnya, Sabtu (11/2).
"Tak hanya melimpah, harga beras premium juga normal atau stabil," imbuh Birhasani.
Ia membeber, harga beras unus, siam dan mutiara berkisar di angka Rp21 ribu sampai Rp21.500. Sedangkan jenis premium hanya Rp11 ribu hingga Rp12 ribu per liter.
"Beras khusus atau beras Banjar memiliki kualitas yang tidak bisa dibandingkan dengan beras premium," katanya.
Menurutnya, masyarakat Banjar rata-rata mengkonsumsi beras khusus, karena gagal panen dan permintaan masih tinggi. Maka harga pun turut melambung tinggi.
Menyikapi hal tersebut Birhasani mengharapkan, masyarakat serta pihak manapun lebih cerdas dalam membedakan harga beras khusus atau beras Banjar tersebut dengan beras premium atau medium.
"Sekarang naik, saya menjual beras siam dengan harganm Rp20 ribu per liter. Kalau dulu 17 ribu rupiah," papar Purmawati, pedagang di Desa Tungkaran, Martapura Timur.
Purma menyebut, kenaikan harga ini terjadi sejak beberapa pekan ke belakang. "Mungkin sudah dua Minggu," ujarnya.