Hot Borneo

Sederet Aset Wahid Bupati HSU Nonaktif

apahabar.com, BANJARMASIN – Sidang lanjutan skandal suap dan gratifikasi mengungkap sederet aset terselubung Bupati Hulu Sungai…

Featured-Image
Dwi pernah dua kali diminta Wahid untuk membeli dua unit CRV.

bakabar.com, BANJARMASIN – Sidang lanjutan skandal suap dan gratifikasi mengungkap sederet aset terselubung Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) nonaktif Abdul Wahid. Di antaranya klinik Barata yang saat ini masih dalam tahap pembangunan.

Tulus Sabari saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum KPK pada sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Senin (21/6), membenarkan klinik tersebut milik Wahid.

Sabari ternyata orang yang diberikan kepercayaan Wahid untuk melaksanakan proyek pembangunan klinik dua lantai di atas lahan seluas 1.660 meter persegi tersebut.

“Anggarannya Rp5,8 miliar. Pembangunan sejak 2020,” buka-bukaan Sabari di persidangan.

Dijelaskan Sabari, pembangunan itu dilakukan secara bertahap. Wahid menyerahkan duit pembangunan secara dicicil. Setiap bulan.

Angkanya bervariasi. Tergantung keperluan yang diminta Sabari selaku pemborong.

“Ada yang Rp40 juta, Rp50 juta, Rp150 juta ada juga Rp200 juta, itu semua cash,” bebernya.

Satu Lagi Wanita di Pusaran Bupati HSU Abdul Wahid Diperiksa KPK

Ini juga dikuatkan kesaksian Abdi Rahman saksi lain yang dihadirkan jaksa KPK. Rahman adalah pengurus dapur di rumah dinas Wahid.

Dia dipercaya oleh Wahid untuk menyerahkan uang untuk pembangunan klinik kepada Tulus.“Iya uang untuk pembangunan itu diserahkan ke Pak Tulus,” ujar Abdi.

Belum sempat rampung, pembangunan klinik terhenti di tahun 2021 saat Wahid terseret kasus korupsi dan ditahan KPK.

Proyek tersebut baru selesai kurang lebih 55 persen dan menelan dana senilai kurang lebih Rp3,2 miliar, rinciannya; Rp830 juta untuk upah pekerja dan Rp2,3 miliar untuk pembelian material.

Diakui kedua saksi, pembangunan klinik tersebut dilaksanakan setelah terdakwa menjabat sebagai Bupati HSU.

Rahman juga tak membantah mengetahui bahwa terdakwa juga memiliki aset sarang burung walet setelah menjabat sebagai bupati, serta tanah kosong di seberang rumah di Komplek BTN Amuntai.

“Setahu saya di situ ada gudang. Dulunya digunakan untuk menampung material,” jelas Rahman.

Klinik Batara yang jarang dikunjungi Wahid tersebut hanya satu dari sederet aset diduga hasil korupsi.

Bupati yang memiliki kekayaan Rp31 miliar ini masih memiliki rumah di kompleks BTN Kota Raja, tanah di depan rumah BTN, tanah depan Bandara Syamsuddin Noor, sebuah Toyota Innova hingga apotek yang berdampingan dengan klinik Barata.

15 September 2021, Maliki yang tak lain adalah tangan kanan Wahid ditangkap KPK. Satu per satu harta kekayaan Wahid mulai disita.

Mulai dari bangunan, klinik, tanah di areal klinik, hingga sebuah mobil CRV keluaran terbaru dari Almien Ashari, anak kandungnya.

Berbeda dengan aset lainnya, beberapa waktu lalu KPK menyebut jika belum menyita Apotek lantaran masih melakukan pendalaman.

“Tanah apotek ini adalah milik keluarga Wahid, makanya belum disita,” ujar sumber terpercaya media ini.

Maka, selain suap komitmen fee proyek irigasi Banjang dan Kayakah, Wahid kini terancam pasal berlapis mengenai tindak pidana pencucian uang.

"Informasi yang kami terima, diduga ada pihak-pihak yang dengan sengaja mencoba untuk mengambil alih secara sepihak aset-aset yang diduga milik tersangka AW," ujar Juru Bicara KPK, Ali Fikri, akhir tahun lalu.

Tidak Hanya Satu CRV

img

Dwi pernah dua kali diminta Wahid untuk membeli dua unit CRV.

Ada lima saksi yang dihadirkan. Selain Sabari dan Rahman, ada nama Dwi Septiani.

Terungkap jika Kepala Kepegawaian RS Pambalah Batung ini adalah istri muda Wahid.

"Hubungan keluarga saya dan pak Abdul Wahid, istri siri beliau," ucap Dwi seraya meminta maaf kepada keluarga besar Wahid.

Dwi mengaku dinikahi pada 14 Januari 2020 silam. Kendati tergolong baru, rupanya mereka sudah cukup lama saling mengenal.

Pertemuan mereka berawal di rumah dinas bupati pada 2018 silam. Saat itu Dwi mengajukan pindah tugas kedinasan.

"Dari puskesmas Amuntai Selatan ke RSUD Pambalah Batung," ucapannya.

Dwi banyak dicecar pertanyaan terkait dugaan tindak pidana pencucian uang Wahid.

Rupanya tak hanya satu CRV yang dimiliki Wahid. Ada dua unit CRV yang dibeli Wahid melalui Dwi senilai total Rp1 miliar.

Dwi mengaku bahwa dialah orang yang membeli dua mobil itu atas perintah Wahid medio Februari 2020 di salah satu diler Banjarbaru.

Satu atas nama orang lain, bernama Baihaqi Sajeli, dan satu lagi atas namanya sendiri. "Keduanya dibeli cash," kata Dwi.

Selain itu, dia juga ditanya soal aset-aset milik Wahid, termasuk duit yang tersimpan di rekening.

Namun Dwi mengaku banyak tak tahu soal itu. Dwi hanya mengaku bahwa selalu dapat duit bulanan dari Wahid.

"Setiap bulan ada Rp5 - Rp10 juta. Sama cincin," pungkasnya.

Ssstt Uang Haram Eks Bupati HSU Mengalir ke Pusat!

Mengintip Aset-Aset Tersembunyi Bupati HSU dalam Penyitaan Kedua KPK

Ssstt Uang Haram Eks Bupati HSU Mengalir ke Pusat!

Alasan KPK Belum Sita Apotek di Tanah Milik Bupati HSU



Komentar
Banner
Banner