bakabar.com, BANJARBARU – Ditelepon berkali-kali, Nor Aina (62) tak kunjung merespons panggilan Rina (adiknya).
Firasat Rina mulai tidak enak. Hingga Minggu (5/6) sekitar pukul 07.30, Rina menelepon Mariani (62) -tetangga Nor Aina- untuk menemui kakaknya ke kediaman.
Mariani kemudian mendatangi Aina. Namun, setelah berkali-kali pintu rumah digedor, tidak ada respons dari Aina.
Dia lantas memberitahukan warga sekitar. Pintu rumah Aina langsung didobrak.
Saat melihat, Aina ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa di kamar rumahnya Jalan Kompleks Berlina Jaya 1 Blok B 01, Kelurahan Guntung Manggis, Landasan Ulin, Banjarbaru.
Dengan kondisi terlentang, hampir sekujur tubuh Aina penuh bersimbah darah. Meski begitu, polisi menduga Aina bukan korban pembunuhan.
Sebab, berdasar hasil visum, tidak memperlihatkan adanya tanda-tanda bekas kekerasan pada tubuh seorang pensiunan guru tersebut.
Hanya saja, mayat Aina diperkirakan sudah dalam waktu lama. "Kemungkinan dua hari," ujar Kasat Reskrim Polres Banjarbaru, AKP Endris Ary Dinindra dikonfirmasi bakabar.com, Minggu siang (5/6).
Kesimpulan polisi, Aina diduga meninggal akibat penyakit yang dideritanya. Diketahui, dia memiliki riwayat diabetes.
Saat ditemukan pertama kali pun banyak terdapat obat-obatan diabetes di areal kamarnya.
Sebagai informasi, Aina hidup sebatang kara. Dua orang anaknya merantau ke Malaysia dan Kalimantan Barat.
Usai dilakukan visum, jenazahnya dilakukan pemulasaran di RSD Idaman Banjarbaru, sebelum dimakamkan.