Tak Berkategori

Sanggar Langit Tabalong Menari Si Pujung di depan Menpan RB

apahabar.com, TANJUNG – Selain hadrah, tarian juga mewarnai puncak HUT ke 55 Kabupaten Tabalong yang dipusatkan…

Featured-Image
Anak-anak Sanggar Langit menari membawakan cerita rakyat Tabalong di hadapan Menpan RB. Foto-Istimewa

bakabar.com, TANJUNG – Selain hadrah, tarian juga mewarnai puncak HUT ke 55 Kabupaten Tabalong yang dipusatkan di halaman Pendopo Bersinar, Pembataan, Tanjung, Senin (14/12). Tarian dibawakan anak-anak yang tergabung di Sanggar Langit, dengan judul Si Pujung.

Tampil di depan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) RI, Tjahjo Kumolo dan Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani menjadi kebanggaan bagi anak-anak Sanggar Langit.

Salah seorang penari, Wulan, mengaku sempat grogi tampil di hadapan Menteri dan pejabat lainnya. Tapi karena menari sudah menjadi rutinitasnya, rasa grogi itu hilang seiring alunan musik.

“Tadi sempat gugup dan berganti rasa bangga bisa tampil di hadapan para pejabat, ” katanya.

Terpisah, Ketua Sanggar Langit Lilis Marta Diana mengatakan, bisa menampilkan anak-anak pada puncak HUT ke 55 Kabupaten Tabalong menjadi kebanggan tersendiri, karena anak-anak langit bisa beratraksi di hadapan Menteri, Gubernur Kal Sel, Bupati dan pejabat lainnya.

Dirinya pun berharap, kiranya pihaknya akan mendapat kesempatan dari Pemerintah Provinsi Kalsel untuk dapat berorientasi dan tampil di panggung Ibukota Provinsi.

“Bahkan, anak-anak berangan-angan bisa tampil ke negeri jiran di Asia Tenggara,” pungkasnya.

Sementara itu, Si Pujung sendiri adalah cerita legenda asli dari bumi Sarabakawa julukan Tabalong.

Si Pujung anak saudagar yang sakti dan pandai menari serta menguasi beladiri kuntau.

Pada suatu ketika, rakyat kerajaan Tanjung Puri mengadakan pesta aruh adat atas hasil ladang dan kebun yang melimpah. Pesta diramaikan dengan tarian dan si Pujung dipasangkan menari dengan Putri Tunjung Sari. Pada saat itulah Pujung mulai jatuh hati sampai ia tergila-gila terhadap Putri Tunjung Sari.

Di pinggiran sungai ketika putri bersama teman-temannya sedang mandi dan mencuci, tiba-tiba terdengar suara aneh yang menakutkan, sepasang jin telah merasuki jiwa Si Pujung. Jin jahat yang menggoda, membujuk, dan membakar syahwatnya.

Dengan mata merah, liar, bringas Pujung memanggil Putri Tunjung Sari untuk mengajak bercinta. Putri dan teman-temannya lari ketakutan sampai putri terjatuh ke dalam pusaran arus sungai yang bergejolak, ia berteriak minta tolong sampai suaranya menghilang dan tubuhnya tenggelam. Saat itu Pujung sadar, panik, bingung mengiba dengan penuh penyesalan.

Langit gemuruh, hujan deras. Seorang paruh baya datang tergopoh-gopoh, marah, murka karena telah membuat anak gadisnya hilang.

Dengan air mata berlinang, tubuh gemetar, ia bersimpuh bersujud ke langit dan mengutuk Si Pujung.

Cerita rakyat ditulis Lilis Marta Diana inilah yang menjadi inpirasi dalam tarian yang dibawakan anak-anak Sanggar Langit tersebut.



Komentar
Banner
Banner