Pemilu 2024

Sandiaga Uno Terombang-ambing Antara PPP dan PKS

Upaya penjajakan politik dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Menparekraf, Sandiaga Uno mengaku masih sangat terbuka. 

Featured-Image
Sandiaga Uno saat menghadiri acara UMKM di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Selasa (30/5). Foto: apahabar.com/Rubiakto

bakabar.com, DEPOK - Sandiaga Uno sebelumnya dikabarkan selangkah lagi akan bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Meski begitu, ia mengaku masih membuka lebar peluang kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Sandiaga Uno menerangkan saat ini masih melakukan penjajakan politik dengan PKS. Hal itu dilakukan agar dapat menyamakan persepsi dalam membangun bangsa ke depan dapat disatukan antar semua golongan. 

"Kita harus bersatu padu dan kita pastikan persepsi yang sama ini akan membuat percepatan pembangunan," kata Sandiaga Uno di Depok, Selasa (30/5).

Baca Juga: Dekat dengan Parpol Islam, Modal Sandiaga Uno Kantongi Tiket Cawapres

Terkait komitmen sebelumnya dengan PPP, pihaknya juga mengaku masih dalam tahap pembicaraan dengan intensitas yang lebih mendalam dibandingkan PKS.

Dari sejumlah pertemuan yang dilakukan dengan PPP, ia berharap adanya masukan dari para kiai, ulama, dan habib. Nasihat berupa wejangan tersebut digunakan untuk menjadi bekal membangun bangsa dan negara.

Dia juga belum bisa memastikan kemana dirinya akan berlabuh, dia hanya mengatakan masih mendengarkan dan akan mengambil keputusan dengan fokus untuk menghadapi tantangan masa depan.

Baca Juga: Pengamat Bongkar 3 Kelebihan Sandiaga Uno Bila Jadi Cawapres Ganjar

"Per hari ini kami masih mendengarkan dan akan mengambil keputusan dengan fokus bagaimana kita akan melewati tantangan pada masa-masa ke depan, karena kesempatan ini hanya sekali untuk Indonesia bisa menjadi negara maju," tukas Sandiaga Uno.

Dia menjelaskan jika tidak segera mengambil keputusan untuk mempercepat pembangunan dirinya khawatir bonus demografi yang dimiliki Indonesia tidak bisa dikelola dengan maksimal.

"Kalau kita tidak mempercepat pembangunan, saya khawatir bonus demografi yang kita miliki ini tidak bisa terkonversi untuk meningkatkan ekonomi dan pendapatan masyarakat, terbukanya lapangan kerja, dan peluang usaha," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner