Terminal Peti Kemas

Sambut Kapal Raksasa, JICT Modernisasi Peralatan hingga Digitalisasi

PT JICT terus memodernisasi peralatan hingga menerapkan digitalisasi untuk mempertahankan posisi sebagai gerbang utama ekspor-impor Indonesia.

Featured-Image
Petugas berada di dekat kapal petikemas CMA CGM Alexander Von Humboldt yang bersandar di Jakarta International Container Terminal (JICT), Jakarta, Senin (31/10/2022). CMA CGM Group dan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menerima kunjungan pedana kapal petikemas CMA CGM Alexander Von Humboldt yang merupakan kapal petikemas terbesar berkapasitas 16.000 TEU. Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - PT Jakarta International Container Terminal (JICT) terus memodernisasi peralatan hingga menerapkan digitalisasi untuk mempertahankan posisi sebagai gerbang utama ekspor-impor Indonesia.

Direktur Utama JICT Ade Hartono dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (10/3) menjelaskan posisi JICT sangat siap untuk menyambut kedatangan kapal-kapal raksasa seperti Von Humboldt, JICT dituntut untuk memodernisasi diri.

Karena itu pada Juni 2022 lalu, JICT telah mendatangkan dua quay container crane (QCC) jenis Super Post Panamax buatan Sany Marine Heavy Industry, salah satu produsen alat derek terkemuka asal China.

Alat yang memiliki jangkauan 65 meter dan kapasitas sampai 65 ton itu sangat efisien dalam konsumsi bahan bakarnya. Peralatan baru itu menggantikan dua unit QCC lama yang sudah melayani delapan dermaga yang dimiliki JICT.

Baca Juga: Ganti Peralatan Baru, Terminal Peti Kemas Koja Siapkan Rp803 Miliar

"Tambahan peralatan dengan investasi 15 juta dolar AS atau sekitar Rp230 miliar tersebut dinilai dapat meningkatkan produktivitas JICT," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan tambahan crane baru tersebut akan dapat meningkatkan level of service JICT.

"Kualitas dan produktivitas arus barang akan meningkat. Layanan JICT juga akan lebih cepat. Hal ini akan menguntungkan para pengguna jasa," kata Yukki.

Senada, Wakil Direktur Utama JICT Budi Cahyono menilai memodernisasi peralatan akan meningkatkan produktivitas. Hal lainnya, JICT menerapkan digitalisasi dan otomatisasi dalam seluruh operasi pelabuhan, mulai dari pintu gerbang hingga transaksi pembayaran.

Baca Juga: Kronologis Peti Kemas Jatuh dari Truk di Bundaran Hamalau HSS

"Kami sudah melakukan otomatisasi gerbang dengan JICT Auto Gate System (JAGS) dikombinasikan dengan aplikasi Truck ID sejak 2016. Dua tahun kemudian, aplikasi ini diterapkan di seluruh gerbang Pelabuhan Tanjung Priok," katanya.

Budi menceritakan begitu ada pelanggan yang mengajukan order, otomatis operator di head truck dan rubber tyred gantry crane (RTGC) bisa langsung bergerak sehingga pengguna jasa bisa mendapatkan kepastian, termasuk lokasi kontainer mereka.

Adapun sistem pembayaran biaya ekspor-impor di JICT juga sudah bisa dilakukan secara daring menggunakan aplikasi web billing (WEBI) atau mobile apps berbasis Android. Pengguna jasa tak perlu lagi datang ke pelabuhan untuk melakukan pembayaran.

"Dulu mereka harus membawa uang ratusan juta rupiah hanya dalam tas kresek. Sekarang mereka bisa melakukannya melalui ATM atau internet banking bank-bank pemerintah," ucap Budi yang sebelumnya pernah menjadi Direktur Keuangan JICT tersebut.

Baca Juga: Siasat Pelindo III Antisipasi Kenaikan Arus Peti Kemas

Menurutnya, pemanfaatan teknologi informasi (IT), termasuk aplikasi digital di JICT berhasil memperlancar dan mempercepat arus barang, baik dari kapal ke head truck atau sebaliknya maupun di dalam terminal penumpukan (container yard).

JICT mencatat sampai November 2022, arus barang mencapai 1.826.053 TEUs. Jumlah tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan arus barang 2021 yang mencapai 2.037.518 TEUs, namun masih lebih besar dibandingkan 2020 yang hanya 1.805.321 TEUs. Arus barang pada 2020 itu turun 13,4 persen akibat pandemi COVID-19.

Editor
Komentar
Banner
Banner