Rupiah Menguat

Rupiah Menguat 1,38 Persen, BI: Berkat Aliran Masuk Modal Asing

BI mencatat nilai tukar rupiah pada 17 April 2023 menguat sebesar 1,38 persen secara point-to-point (ptp) dibandingkan dengan level akhir Maret 2023.

Featured-Image
Dokumentasi. Santri menyusun puzzle uang spesimen saat peluncuran Program Gerakan Santri Cinta Rupiah Se-Sumatera Selatan di Pesantren Aulia Cendekia Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (1/4/2023). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah pada 17 April 2023 menguat sebesar 1,38 persen secara point-to-point (ptp) dibandingkan dengan level akhir Maret 2023 karena kuatnya aliran modal asing.

"Penguatan ini didorong kuatnya aliran masuk modal asing di investasi portfolio," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Selasa (18/4).

Ia menyebutkan aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio pada triwulan I-2023 yang mencatat net inflows sebesar 4,7 miliar dolar AS. Aliran masuk modal asing ke investasi portfolio terus berlanjut pada April 2023 yang hingga 14 April 2023 mencatat net inflows senilai 1,2 miliar dolar AS.

Perkembangan positif di aliran masuk modal asing sejalan dengan dampak meredanya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah kondisi ekonomi domestik yang terus membaik seperti pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan yang menarik.

Baca Juga: BI Optimistis Penyaluran Kredit Bisa Tumbuh Hingga Double Digit

Dibanding level akhir Desember 2022, nilai tukar rupiah pada 17 April 2023 menguat 5,26 persen (year-to-date/ytd), lebih tinggi dibandingkan dengan apresiasi rupee India sebesar 0,93 persen (ytd), baht Thailand sebesar 0,71 persen (ytd), dan depresiasi peso Filipina sebesar 0,22 persen.

Ke depan, Perry memperkirakan kurs Garuda terus menguat sejalan dengan surplus transaksi berjalan dan berlanjutnya aliran masuk modal asing dipengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.

Bank Sentral akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) dan memitigasi risiko rambatan ketidakpastian pasar keuangan global terhadap kurs rupiah.

"Kebijakan tersebut diperkuat dengan pengelolaan devisa hasil ekspor melalui implementasi term deposit valas devisa hasil ekspor sesuai dengan mekanisme pasar," ucap dia.

Editor
Komentar
Banner
Banner