bakabar.com, JAKARTA - Hari yang ditunggu-tunggu investor tiba. Pidato Jerome Powell di Jackson Hole Symposium diperkirakan bernada hawkish. Kinerja dolar AS akan terapresiasi.
Analis Komoditas, Wahyu Laksono memaparkan analisanya. Mata uang rupiah akan labil. Karena muncul kebijakan yang berdampak pada USD.
Dari pantauan bakabar.com. Kurs rupiah kembali tertekan di pasar tunai jelang, Jumat (25/8) siang. Melemah 0,32 persen atau 49 poin ke level Rp15.295 per dolar AS.
Baca Juga: Optimisme Pelaku Pasar atas Bunga Fed, Rupiah Kamis Menguat
Wahyu melanjutkan. Hal itu didasari kondisi ekonomi AS. Menghadapi respon isu Rusia Ukraina, juga perlambatan ekonomi China.
Dari keterangan yang diberikan. Ekonomi AS dan global masih cukup kondusif, serta stabil. Jadi potensi resesi ekonomi AS tidak terlalu besar.
"Masih ada tapi ringan," ungkapnya kepada apabahar.com.
Lalu, Bagaimana kebijakan moneter Fed kedepannya? Sepertinya suku bunga masih bisa naik, jawab Wahyu.
"Tapi sangat terbatas. Outlook pemotongan suku bunga ada tapi masih jauh," terangnya.
Pasalnya, medium term atau setidaknya setahun ke depan pausing dengan kebijakan suku bunga Fed tinggi masih relevan.
Baca Juga: Menunggu Pernyataan The Fed, Rupiah Melemah
"Symposium tersebut sepertinya ga banyak hal baru yg diantisipasi," jelasnya
Di samping itu. USD masih dalam posisi yang cukup kuat. Tapi kekuatan nya juga tidak bisa berlebihan.
Karena, Yield obligasi AS sangat tinggi. Bisa berbahaya bagi AS, terancam resesi.
Karena nya, Fed akan berupaya menekan yield obligasi tersebut dan USD juga potensial ikut turun.