bakabar.com, MARTAPURA – Sempat terekam dan kemudian beredar di media sosial, ribut-ribut antara dua kelompok di Kejurprov Arung Jeram Kalimantan Selatan 2022, berujung pelaporan ke polisi.
Melalui video berdurasi sekitar 29 detik, terlihat perkelahian yang melibatkan beberapa pria. Beberapa orang terlihat berusaha melerai, tetapi sebagian lain sempat adu pukul.
Berdasarkan penelusuran bakabar.com, kejadian itu berlangsung di Irigasi Riam Kanan, tepatnya dekat Jembatan Kembar Sungai Paring, Martapura, Banjar.
Perkelahian berlangsung di tengah-tengah pelaksanaan Kejurprov Arung Jeram yang diselenggarakan Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kalsel, Minggu (25/9).
Belakangan salah satu pihak melaporkan insiden tersebut ke Polres Banjar atau sesuai dengan lokasi kejadian. Diketahui pihak yang terlibat adalah kontingen Hulu Sungai Selatan dan Banjarmasin.
“Laporan resmi sudah masuk menjelang tengah malam, Minggu (25/9). Sekarang proses berjalan dan kami masih melakukan penyelidikan,” papar Kasat Reskrim Polres Banjar, Iptu Fransiskus Manaan, Senin (26/9).
“Laporan disampaikan kontingen HSS. Namun kami belum bisa menjelaskan kronologis kejadian, karena masih diselidiki dan pemanggilan sejumlah saksi,” tambahnya.
Selebrasi Kemenangan
Sementara FAJI HSS membenarkan pelaporan tersebut dengan delik penganiayaan. Mereka menyambangi Mapolres Banjar sekitar pukul 17.45 Wita, lengkap dengan membawa hasil visum.
“Awalnya kami bertanding dengan Banjarmasin di semifinal dan berhasil menjadi pemenang,” papar Sam’ani, salah seorang ofisial dari FAJI HSS.
“Otomatis kami melakukan selebrasi lantaran bangga atas kemenangan tersebut. Tak lama kemudian, seorang oknum ofisial FAJI Banjarmasih mendekati tenda kami,” imbuhnya.
Sempat terjadi perdebatan, sampai akhirnya keributan pun pecah. Beberapa atlet dan ofisial lain sempat terpancing, tetapi tak sedikit pula yang berusaha melerai.
“Saya juga ikut melerai, tetapi malah terkena tendang di bagian perut, pukulan di pelipis dan rusuk. Salah seorang atlet kami yang ikut melerai, justru sempat terseret ke warung di dekat lokasi kejadian,” beber Sam’ani.
Kendati telah dilaporkan ke Polres Banjar, FAJI HSS tetap membuka pintu mediasi. Pun mereka menunggu itikad baik dari oknum tersebut untuk meminta maaf.
“Namun sampai sekarang belum seorang pun yang menghubungi kami untuk meminta maaf. Artinya tinggal menunggu proses hukum selanjutnya,” tegas Sam’ani.
“Sejujurnya secara pribadi, saya memaafkan perbuatan oknum tersebut. Namun selama tak memperlihatkan itikad baik, kami tidak akan mencabut laporan,” pungkasnya.
Dilengkapi: Ahmad Syaifin Nuha