bakabar.com, TAPIN - Ribuan peserta ikut tradisi Baayun Maulid di Kabupaten Tapin, kembali digelar tahun ini, Sabtu (8/10).
Tradisi Baayun Maulid di Tapin merupakan acara tahun memperingati hari lahir Nabi Besar Muhammad SAW, saban 12 Rabiul Awal kalender hijriah.
Digelar di Desa Banua Halat, Tapin, tradisi Baayun Maulid tak hanya diikuti warga Kalsel, melainkan juga dari Nusa Tenggara Barat (NTB), Jakarta dan Semarang.
Total peserta Baayun Maulid sebanyak 4.481 orang, dengan usia bervariasi. Peserta tertua usia 85 tahun. Namanya Musa dari Kepayang Rantau nomor ayunan 2277.
Sedangkan usia termuda yakni, Salsabila, bayi baru lahir 7 hari, dengan nomor ayunan 6.
Panitia Pelaksana, Halim mengatakan 50 persen peserta Baayun Maulid ini berasal dari lokal Tapin, sisanya dari berbagai daerah.
"Kalau pengunjung yang datang 50 persen dari luar daerah Tapin," ujarnya seperti dilansir Antara, Sabtu.
Peserta tertua dan termuda ada yang hampir 100 tahun dan tujuh hari. Kegiatan tersebut, sejak era 2000 ini tidak hanya diikuti oleh anak-anak, namun juga orang dewasa.
Peserta yang ikut dalam perayaan kegembiraan di momentum kelahiran Nabi Muhammad itu, ada juga yang menunaikan hajat atau janji diri setelah tujuan hidup berhasil.
Kegiatan ini terakhir dilaksanakan pada 2019 atau sebelum Covid-19 melanda, tahun itu tercatat menyerap 4.960 peserta dari berbagai daerah di Indonesia datang ke Tapin.
Pada 2008 tradisi Baayun Maulid tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), dengan peserta terbanyak se-Indonesia pada kegiatan budaya yang pernah ada.
Menyusul itu, pada 2015 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menetapkan Baayun Maulid mendapat penghargaan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.