bakabar.com, RANTAU - Masjid Al Mukarramah di Desa Banua Halat Kiri, Kecamatan Tapin Utara, Tapin, kembali menjadi pusat perhatian ribuan jemaah dari berbagai daerah.
Selain peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, juga digelar tradisi Baayun Maulid yang dihadiri ribuan masyarakat, termasuk Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kalimantan Selatan, Muhammad Syarifuddin, mewakili Gubernur H Muhidin, Sabtu (6/9).
Baayun Maulid sendiri memiliki daya tarik unik, karena peserta baik tua maupun muda duduk diayun dalam ayunan berhiaskan kain warna-warni, serta diiringi pembacaan syair maulid dan doa.
"Baayun Maulid bukan sekadar simbol, melainkan wujud integrasi antara nilai keagamaan dan budaya lokal. Tradisi ini mencerminkan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, sekaligus doa agar anak-anak yang diayun tumbuh sehat, berakhlak mulia, dan selalu dalam lindungan Allah," ungkap Syarifuddin.
Syarifuddin yang sempat menjabat Penjabat Bupati Tapin, juga menyebut Baayun Maulid sebagai kekayaan budaya yang memperlihatkan nilai kebersamaan, sekaligus memperkuat identitas masyarakat Banua.
"Kecintaan terhadap Rasulullah semakin hidup dan penuh makna. Prosesi baayun mampu menyatukan semua kalangan, baik tua maupun muda hingga bayi," paparnya.
Sementara Bupati Tapin, H Yamani, menyebut Baayun Maulid telah menjadi ikon daerah yang mulai menarik perhatian dari luar Tapin.
"Alhamdulillah banyak masyarakat dari daerah lain ikut berpartisipasi. Ini kebanggaan bagi Tapin. InsyaAllah tahun depan jumlah jemaah akan terus bertambah," bebernya.
Tercatat sebanyak 3.160 orang resmi terdaftar mengikuti prosesi Baayun Maulid. Tidak hanya dari Kalsel, tetapi juga dari luar daerah seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, hingga Banten.
Peserta tertua adalah Arfah yang berusia 96 tahun dari Desa Banua Halat. Adapun peserta termuda adalah bayi berusia 21 hari bernama Siti Aisah dari Desa Banua Hanyar Hulu.
"Antusiasme masyarakat meningkat setiap tahun. Makanya kami pun berharap Baayun Maulid bisa terus berkembang hingga mendunia," harap Ahmad Suriansyah selaku panitia pelaksana.
Sementara Tuan Guru H Muhammad Rasyid Ridho yang turut hadir memberikan tausiyah, menekankan bahwa peringatan maulid Nabi Muhammad SAW bukan hanya sekadar perayaan, tetapi momentum memperdalam keteladanan Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.