Tak Berkategori

REVISI! PPKM Level IV di Banjarbaru Tak Sampai 8 Agustus

apahabar.com, BANJARBARU – Dimulai hari ini, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level IV di Banjarbaru…

Featured-Image
Sejumlah ketentuan dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level IV di Banjarbaru dan Banjarmasin mengalami revisi. Foto: Ist

bakabar.com, BANJARBARU – Dimulai hari ini, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level IV di Banjarbaru mengalami penyesuaian sejumlah aturan main. Semula hingga 8 Agustus, namun kini PPKM hanya akan berlaku sampai 2 Agustus.

“Instruksi Mendagri berubah jadi tanggal 2 Agustus,” ujar Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin kepada bakabar.com, Senin (26/7) pagi.

Secara keseluruhan, ada 24 poin ketentuan. Utamanya, untuk sektor pemerintahan atau esensial yang memberikan pelayanan publik diberlakukan 25 persen maksimal staf bekerja di kantor atau Work From Office (WFO).

“Dengan protokol kesehatan ketat,” ujar Ovie, sapaan karib Aditya, mengacu instruksi mendagri.

Sementara, di sektor kritikal mencakup kesehatan, atau penanganan bencana tetap beroperasi 100 persen. Tanpa ada pengecualian, seperti misalnya, rumah sakit, apotik hingga toko obat tetap buka selama 24 jam.

Untuk pasar tradisional, pedagang kaki lima, hingga toko kelontong dan sejenisnya diizinkan buka namun dengan protokol kesehatan ketat.

JANGAN PANIK! Banjarbaru Resmi Terapkan PPKM Level IV 26 Juli

Supermarket, hingga pasar swalayan yang menjual kebutuhan sehari-hari dibatasi jam operasionalnya hanya sampai pukul 20.00 waktu setempat. Kapasitas pengunjung 50 persen.

Rumah dan warung makan, pemerintah mengizinkan tetap buka namun dengan protokol kesehatan ketat. Teknisnya diatur oleh pemerintah daerah.

Pada rumah makan dan kafe skala kecil yang berada pada lokasi sendiri, dapat melayani makan di tempat atau dine in dengan kapasitas 25 persen.

Sementara rumah makan atau kafe di pusat perbelanjaan seperti mal hanya menerima delivery atau take away dan tidak menerima makan di tempat.

“Kegiatan pada pusat perbelanjaan, mal, pusat perdagangan ditutup sementara kecuali akses untuk restoran, supermarket, dan pasar swalayan dapat diperbolehkan dengan memperhatikan ketentuan pada huruf c.5 dan huruf d,” ujarnya.

Ketentuan dimaksud yakni membatasi jam operasional hanya sampai pukul 20.00 dengan kapasitas pengunjung 50 persen. Tempat ibadah seperti masjid, musala, gereja, pura, vihara, dan klenteng serta tempat lainnya difungsikan sebagai tempat ibadah.

“Tidak mengadakan kegiatan peribadatan/keagamaan berjemaah dan mengoptimalkan pelaksanaan ibadah di rumah.”

Fasilitas umum, seperti area publik, taman umum, tempat wisata umum dan area publik lainnya ditutupsementara.

Kegiatan seni, budaya dan sosial kemasyarakatan lokasi seni, budaya dan kegiatan sosial yang dapat menimbulkan keramaian dan kerumunan juga ditutup.

Kegiatan olahraga/pertandingan olahraga diperbolehkan, antara lain: diselenggarakan oleh pemerintah tanpa penontonatau supporter dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Sementara, pelaksanaan resepsi pernikahan juga ditiadakan.

Untuk pelaku perjalanan domestik yang menggunakan mobil pribadi, sepeda motor dan transportasi umumjarak jauh seperti pesawat udara, bis, atau kapal laut harus menunjukkan kartu vaksin.

“Minimal vaksinasi dosis pertama,” ujarnya.

Untuk pesawat udara, penumpang wajib membuktikan dirinya negatif Covid-19 lewat tes polymerase chain reaction atau PCR H-2, serta rapid tes antigen untuk moda transportasi pribadi.

Secara keseluruhan poin ketentuan PPKM level IV yang mesti diikuti pemerintah daerah juga mengalami revisi. Mulanya 23 poin, kini bertambah menjadi 24 poin. (24 poin PPKM level IV di halaman berikutnya). Poin penambahan ada di tempat usaha jasa hiburan yang ditutup sementara.

img

Mendagri Tito Karnavian menekankan 45 daerah di penjuru Indonesia meningkatkan target testing dan tracing. Banjarbaru ditarget 586 tes/hari, sedang Banjarmasin 1.530 tes/hari.

Testing akan menyesuaikan tingkat positivity rate mingguan. Sementara tracing perlu dilakukan sampai mencapai lebih dari 15 kontak erat per kasus konfirmasi.

Untuk tahu saja, tingkat penularan di Banjarbaru sepekan terakhir telah mencapai 226 kasus positif per 100 ribu penduduk. Sedangkan di Banjarmasin jumlah pasien rawat inap sudah mencapai 66 orang per 100 ribu penduduk.

Secara kumulatif penduduk yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Banjarmasin pada 1-25 Juli sudah mencapai 2.152 kasus dan 12 kematian. Adapun Banjarbaru sebanyak 1.394 kasus konfirmasi dan 31 kasus kematian. Sebaran kasus di kedua wilayah tersebut mencapai 46% kasus infeksi di Kalsel.

Terbatasnya kapasitas respons sistem tergambar dari tingginya tingkat positivitas hasil testing Covid-19. Di mana per minggu untuk Banjarmasin mencapai 40% dan Banjarbaru 64%. Padahal standar WHO adalah 5% ke bawah.

Sedangkan rata-rata BOR atau tingkat keterisian kasur di rumah sakit per minggu Banjarmasin sudah berada pada tingkat 74% dan Banjarbaru 80%.

Menurut pendapat Tim Pakar Covid-19, Universitas Lambung Mangkurat, upaya pelacakan kontak erat penderita Covid-19 di Banjarmasin-Banjarmasin masih sangat lemah, masing-masing mendekati nol atau 0,1 untuk Banjarmasin dan 0,6 untuk Banjarbaru.

“Ini artinya nyaris mendekati nol pelacakannya atau hampir tidak ada upaya menemukan kontak erat. Padahal untuk mempercepat pengendalian penularan dengan mengisolasi penduduk yang terinfeksi Covid-19 adalah dengan melacak sebanyak-banyak warga yang berpotensi terpapar virus, minimal 10 orang dari setiap 1 pasien,” ujar anggota tim pakar, Hidayatullah Mutaqqin kepada bakabar.com, tadi malam.

Atas dasar itulah, pemerintah memberlakukan PPKM level IV. Untuk menurunkan laju penularan virus di masyarakat dari level 4 ke level 3 dan terus menurun ke level terendah.

“Di sisi lain untuk mengatasi lonjakan kasus dan kebutuhan pelayanan rumah sakit untuk pasien Covid-19 maka kapasitas respons harus terus ditingkatkan,” ujarnya.

Ketentuan PPKM level IV di halaman selanjutnya:

HALAMAN
12
Komentar
Banner
Banner