Pemkab Barito Kuala

Resmikan TWA Pulau Bakut di Batola, Begini Masukan Wamen Lingkungan Hidup

apahabar.com, MARABAHAN – Meski sudah dibuka sejak 2018, Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Bakut akhirnya diresmikan…

Featured-Image
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong, memotong rangkaian melati untuk menandai grand opening TWA Pulau Bakut, Jumat (11/2) sore. Foto: Prokopimda Batola

bakabar.com, MARABAHAN – Meski sudah dibuka sejak 2018, Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Bakut akhirnya diresmikan Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong, Jumat (11/2) sore.

Peresmian TWA Pulau Bakut yang tepat berada di bawah Jembatan Barito ini, merupakan kunjungan kerja lanjutan Alue Dohong di tanah kelahiran.

Sebelumnya pria kelahiran Kotawaringin Timur tersebut melihat perkembangan pembangunan di Murung Raya, Kalimantan Tengah.

Selain grand opening TWA Pulau Bakut, Alue Dohong juga meresmikan gazebo utama. Gazebo tersebut dinamai Inung Wiratno yang merupakan mantan Dirjen Kementerian SDA dan Ekosistem.

Lantas ditemani Bupati Barito Kuala, HJ Noormiliyani AS, Wakil Ketua DPRD Kalsel, M Syaripudin, serta Kepala BKSDA Kalsel, Alue Dohong mengitari TWA Pulau Bakut dengan speed boat.

“Posisi TWA ini begitu strategis dan penting, karena berdekatan dengan Banjarmasin dan Kapuas, serta berada di jalur akses lintas provinsi,” papar Alue Dohong.

“Apalagi dengan keberadaan 116 ekor bekantan dan 42 jenis burung, Pulau Bakut menjadi menarik untuk dikunjungi,” tambahnya.

Seiring sumber daya yang dimiliki, Alue Dohong menginginkan pengembangan TWA Pulau Bakut dapat melibatkan dan membantu perekonomian masyarakat sekitar.

“Saya berterimakasih kepada semua pihak, termasuk Bupati Batola. Bagaimanapun tanpa dukungan Pemkab Batola, TWA Pulau Bakut tidak bisa berkembang,” tegas Alue Dohong.

“Namun saya harap semuanya tidak hanya selesai dalam pembangunan fisik. Harus dibikin pembinaan business plan dalam pengembangan TWA ini,” tambahnya.

Role Model

TWA Pulau Bakut menempati lahan seluas 15,58 hektare. TWA ini bertipe ekosistem hutan bakau riverine dengan ciri khas berupa lantai hutan tergenang air yang dipengaruhi pasang surut sungai.

Selain gazebo setinggi 18 meter untuk menikmati keindahan alam di sekitar, juga tersedia titian dari kayu ulin sepanjang 630 meter.

Oleh karena berada di tengah sungai, pengunjung harus naik perahu penyeberangan yang mangkal di dermaga bawah Jembatan Barito dengan tarif terjangkau.

Demikian pula tarif memasuki kawasan TWA Pulau Bakut, meski terjadi perbedaan harga antara hari libur dan hari kerja.

“Kami berterima kasih kepada Wamen Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang bersedia meresmikan TWA Pulau Bakut, termasuk BKSDA Kalsel atas upaya yang dilakukan,” sahut Noormiliyani.

“TWA Pulau Bakut sendiri ditetapkan menjadi destinasi wisata role model dalam pengembangan wisata sanctuary bekantan berbasis masyarakat,” tandasnya.

img

Berada di perlintasan provinsi Kalimantan Selatan dan Tengah, TWA Pulau Bakut dinilai strategis sebagai wisata edukasi. Foto: TWA Pulau Bakut

Komentar
Banner
Banner