bakabar.com, BANJARBARU – Tak sekadar isapan jempol, Persebaru Banjarbaru resmi melayangkan somasi kepada Asprov PSSI Kalimantan Selatan, terkait polemik pemain di Piala Soeratin U-17 2021.
Somasi dilakukan setelah upaya banding ke Komisi Banding PSSI Kalsel, tidak membuahkan hasil. Bahkan mereka ikut menguatkan putusan Komisi Disiplin.
Seandainya PSSI Kalsel tidak merespons somasi tersebut dalam waktu tiga hari kedepan, Persebaru siap melangkah ke jalur hukum.
“Langkah ini dilakukan, karena kami memenuhi mekanisme peraturan pemain yang telah ditetapkan demi berkompetisi di Piala Soeratin U-17,” papar Ketua Umum Persebaru, Wartono, Kamis (20/1).
“Sesuai regulasi pemain, kami lebih dulu melepas status pemain dimaksud dari Jawa Barat. Ini sudah dibuktikan lewat sertifikat transfer,” imbuhnya.
Setelah menerima sertifikat alih status dari PSSI, Persebaru juga langsung mendaftarkan semua pemain dalam aplikasi System Information Administration PSSI (SIAP).
“Hasilnya aplikasi SIAP menyatakan semua pemain Persebaru sah. Namun setelah melalui tiga pertandingan dengan kemenangan, tiba-tiba kami disanksi Komisi Disiplin tanpa informasi, komunikasi dan klarifikasi,” cetus Wartono.
“Seharusnya kalau dianggap tidak sah, kami diberitahu sejak awal. Faktanya pertandingan demi pertandingan terus dilanjutkan,” imbuhnya.
Dalam keputusan Komdis PSSI Kalsel, tiga kemenangan Persebaru dianulir. Mereka juga dikenakan sanksi Rp30 juta dikali 22 pemain, serta dilarang mengikuti Piala Soeratin berikutnya.
“Kami akan menggugat secara perdata dan administrasi, karena sanksi tersebut menyebabkan kerugian material dan immaterial,” beber Wartono.
“Kerugian material itu disebabkan harus membayar denda Rp30 juta dikali 22 pemain. Sementara kerugian immaterial menyangkut hal memalukan disebabkan sanksi dan seharusnya kami lolos ke semifinal,” sambungnya.
Sementara kuasa hukum Persebaru, Dhieno Yudhistria, berharap somasi tersebut langsung direspons dan membuka ruang komunikasi.
“Melalui surat somasi itu, kami meminta agar pelaksanaan semifinal ditunda sampai permasalahan antara Persebaru dengan Asprov PSSI Kalsel diselesaikan,” jelas Dhieno.
Keterbatasan Pemain
Permasalahan ini dimulai dari keterbatasan pemain yang dimiliki Persebaru. Hingga menjelang kompetisi, mereka hanya memiliki 14 pemain.
Di sisi lain, persyaratan pemain Piala Soeratin adalah minimal 20 orang dan maksimal 30 orang.
Persebaru lantas mencoba menarik pemain-pemain mereka yang berada di luar Banjarbaru, maupun yang sudah memperkuat klub lain.
Namun usaha itu tidak berhasil, karena klub pemain-pemain tersebut enggan melepas. Akhirnya sembari berburu dengan waktu, Persebaru memutuskan merekrut pemain dari provinsi lain.