Tak Berkategori

Resmi, MUI Kalsel Serukan Boikot Produk Perancis

apahabar.com, BANJARMASIN – Aksi boikot produk Perancis yang bergema di penjuru dunia akhirnya terdengar hingga ke…

Featured-Image
Sekretaris Umum MUI Kalsel, H Nasrullah menunjukkan pernyataan dan imbauan untuk memboikot semua produk Perancis. Foto: apahabar.com/Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN – Aksi boikot produk Perancis yang bergema di penjuru dunia akhirnya terdengar hingga ke Kalimantan Selatan (Kalsel)

Teranyar, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalsel secara resmi meminta umat Islam untuk memboikot seluruh produk asal negeri Perancis.

Boikot buntut pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron yang mengeluarkan terkait kartun Nabi Muhammad SAW.

"Memboikot seluruh produk Prancis sebagai bentuk protes dan cinta umat Islam kepada Nabi Muhammad SWT," ujar Sekretaris Umum MUI Kalsel, H Nasrullah ketika dijumpai bakabar.com, Rabu (4/11).

Menurutnya, sikap Presiden Macron sangat tidak mencontohkan pemimpin negara yang harusnya berdiri tegak menaungi beragam kepentingan agama, termasuk Islam.

Pasalnya keberpihakan Macron, dinilainya telah menyakiti umat Islam se-Dunia. Tak terkecuali organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Dengan begitu, MUI mengutuk dan mengeluarkan protes keras atas perilaku Presiden Macron yang menistakan Nabi Muhammad SAW.

"Seorang pemimpin harus mengayomi semua aliran kepercayaan," ucapnya.

Lebih jauh perbuatan Presiden Macron terkait mendukung karikatur Nabi Muhammad SAW berpotensi memunculkan konflik antar-agama.

Nasrullah mengungkapkan Nabi Muhammad SAW tak bisa digambarkan melalui media karikatur begitu saja.

Nabi Muhammad, kata dia, adalah sosok sakral, dicintai, disayangi, panutan, teladan dan mempunyai akhlak yang mulia bagi umat Islam.

Karenanya, masih kata dia, sosok Macron merupakan musuh daripada umat Islam saat ini.

"Tak ada tawar-menawar. Presiden Perancis malah mengiyakan dengan adanya karikatur itu," imbuh Plt Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalsel ini.

Lantas sampai kapan aksi boikot ini diserukan?

Nasrullah memintaPresiden Perancis Macron mencabut ucapannya terdahulu dan meminta maaf kepada umat Islam se-dunia.

Baik melalui pernyataan lisan, keterangan tertulis hingga konferensi pers atas nama Presiden Prancis.

"Kita tidak mungkin berperang ke sana karena ada hubungan antarnegara tapi protes melalui boikot," pungkasnya.

Perancis Emmanuel Macron mengeluarkan pernyataan terkait kartu Nabi Muhammad SAW. Kronologi aksi boikot, seperti dilansir dari Tirto berawal saat, Samuel Paty, guru di Perancis dibunuh pada 16 Oktober 2020 oleh remaja berusia 18 tahun asal Chechnya yang tinggal di kota Evreux, Normandia.

Dikutip juga dari Al Jazeera. Guru tersebut dibunuh usai menunjukkan gambar kartun Nabi Muhammad SAW kepada murid-muridnya. Hal ini menjadi salah satu hal yang dilarang dalam kepercayaan agama Islam.

Macron kemudian merespons dengan menyampaikan pembelaan penuh semangat terhadap kebebasan berbicara dan nilai-nilai sekuler yang berlaku di Perancis.

Macron, dikutip dari BBC, memuji aksi Samuel Paty dan bersumpah untuk, “Melanjutkan perjuangan kebebasan berpendapat, perjuangan untuk mempertahankan Republik tersebut.”

Dari Banjarmasin, pantauan bakabar.com, aksi boikot sudah dilakukan sejumlah ritel modern di Banjarmasin. Seperti Mart 212.

Tempat perbelanjaan modern ini resmi menghapus semua produk asal Perancis dari daftar jual.

Praktis mereka menyingkirkan semua produk Prancis dari rak penjualan. Beragam jenis sampo merek ‘L’oreal’ hingga sabun cuci muka ‘Garnier Men’.

"Produk dari Perancis yang dijual kita boikot," ujar Sekretaris Koperasi Syariah Bauntung Batuah Banjarmasin, Suparno kepada bakabar.com, Rabu (4/11) siang.

Komentar
Banner
Banner