bakabar.com, JAKARTA - Ketua umum PSSI, Erick Thohir ingin semua elemen rakyat Indonesia bisa sama-sama berjuang untuk menyukseskan hajat besar Piala Dunia U17 yang rencananya bakal digelar mulai 10 November hingga 2 Desember mendatang.
"Tentu pengumuman yang dilakukan FIFA tadi malam adalah sesuatu yang tidak hanya kita wajib rayakan, tetapi juga harus kita perjuangkan," ucap Erick Thohir saat konferensi pers pasca Indonesia ditetapkan sebagai tuan rumah Piala Dunia U17, Sabtu (24/6) di Jakarta.
Erick memiliki harapan melalui pentas sebesar Piala Dunia seperti ini, Tim Nasional (Timnas) Indonesia bisa lebih meningkatkan kualitas sehingga bisa bersaing di dunia.
"Perjuangan dalam arti, ini merupakan kesempatan buat Indonesia, rumah kita, panggung kita, untuk Garuda muda bisa mendunia," jelas Erick.
Selain itu, Ketua umun PSSI ini juga mengingatkan bahwa event sekelas Piala Dunia merupakan kejuaraan yang begitu berharga untuk kepentingan Indonesia. Maka Ia pun mengajak semua masyarakat Indonesia untuk bisa sama-sama menyukseskan acara ini.
"Dan tentu konteks ini kesempatan (bagi kita) untuk bisa bersatu dan menyukseskan event yang sangat berharga ini," sambungnya.
Erick juga meminta kepada semuanya mulai dari pemerintah pusat hingga masyarakat pecinta sepakbola tanah air agar saling mendukung demi terselenggaranya kejuaraan dunia bagi pesepakbola muda Indonesia.
"Tentunya dukungan penuh yang kita harapkan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Kepolisian, TNI, masyarakat sepakbola dan tentunya nanti para sponsor dan media yang berkolaborasi dengan PSSI," pungkasnya.
Kepastian ditetapkannya Indonesia menjadi tuan rumah FIFA U-17 World Cup 2023 sendiri didapatkan melalui keputusan bersama pada sidang FIFA Council yang digelar di Markas FIFA, Zurich, Swiss, Jumat (23/6) petang.
Sebelum ditetapkan sebagai host dari Piala Dunia U17, sejatinya Indonesia sudah memiliki kesempatan menjadi tuan rumah untuk event akbar sekelas Piala Dunia saat ditunjuk sebagai tuan rumah dari FIFA U20 World Cup.
Sayangnya hal tersebut urung terlaksana lantaran banyaknya protes bermunculan terhadap kehadiran Tim Nasional (Timnas) Israel yang saat itu merupakan salah satu negara peserta.
Protes yang datang bukan hanya dari masyarakat, melainkan dari dua kepala daerah yang padahal daerahnya sudah ditunjuk dan menyetujui untuk dijadikan sebagai tempat dihelatnya pertandingan Piala Dunia U20, yakni I Wayan Koster sebagai Gubernur Bali dan juga Ganjar Pranowo yang merupakan Gubernur Jawa Tengah.
