bakabar.com, KOTABARU – Sejumlah petani di Kotabaru menjerit. Belakangan waktu harga pupuk terus melejit.
Biasanya pupuk jenis urea nonsubsidi hanya dibandrol seharga Rp330.000 per zak. Namun saat ini naik menjadi Rp525.000 per zak isi 50 kg.
“Tidak semua petani di sini mampu membeli pupuk sehingga tanamannya dibiarkan saja,” kata Abu Bakar, seorang petani di Kotabaru, Kamis (3/12) dikutip dari Antara.
Pupuk jenis KCL biasanya seharga kisaran Rp250.000 per zak. Kini naik menjadi Rp385.000 per zak isi 50 kg.
Selain dua jenis pupuk tersebut yang naik, masih ada beberapa jenis pupuk yang banyak dibutuhkan petani, juga naik harganya.
Akibat naiknya harga pupuk tersebut, kata dia, tanaman yang biasanya mendapatkan pemupukan setiap batang tanaman kelapa sawit 1 kg, kini terpaksa dikurangi menjadi 0,5 kg.
Hal yang sama juga dirasakan oleh petani asal Kelumpang Hulu, Sugeng, dan sejumlah petani yang lainnya.
Selain masalah naiknya harga pupuk, petani juga dihadapkan pada kelangkaan jenis pupuk tertentu.
Mereka khawatir, apabila pemupukan dikurangi akan berdampak pada berkurangnya hasil Tandan Buah Segar (TBS) sawit.