bakabar.com, SOLO - Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Solo, Syamsul Bakri mengaku terbuka pada pihak kepolisian yang akan membantu mengusut tuntas kasus mahasiswa baru teregistrasi pinjaman online (pinjol) dalam kegiatan Festival Budaya kampus.
“Ya, kita welcome aja, karena kalau kasus itu meresahkan masyarakat tentu kepolisian akan hadir. Termasuk kemarin dari Polres Sukoharjo saya yang menemui. Berkeinginan juga untuk membantu menyelesaikan, dan membantu pelacakan,” ungkapnya saat dihubungi Kamis, (17/08).
Tidak hanya pihak kepolisian, rektorat UIN juga terbuka untuk bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait pengungkapan fakta yang sesungguhnya.
“Kemarin ada (komunikasi) reskrim tapi dari OJK. Kemudian juga ada dari Polres Sukoharjo, kalau dari Polda Jateng belum,” imbuhnya.
Baca Juga: Maba Teregistrasi Pinjol, Rektor UIN Lakukan Pendataan Secara Valid
Selain terbuka bekerja sama dengan beberapa pihak terkait, pihak Rektorat UIN juga membentuk tim pencari fakta yang baru saja diresmikan tiga hari lalu. Adapun anggotanya terdiri dari wakil rektor, para dekan, dan wakil dekan bidang kemahasiswaan yang bertugas mengusut tuntas kasus pinjol yang menerpa para mahasiswa baru.
“Kita saat ini belum bisa menyimpulkan apa-apa termasuk nanti apakah betul mahasiswa yang mendapat transfer itu bagian dari pinjaman atau apa," ujarnya.
Syamsul mengungkapkan, sehubungan dengan banyaknya mahasiswa yang mengaku mendapatkan transfer dana sebesar Rp50.000 maka hal itu juga perlu kejelasan.
"Mahasiswa baru itu kan tidak tahu, masih misterius. Kasus ini semakin cepat diungkap semakin bagus. Takutnya nanti baru 6 bulan kemudian meletus kena tagihan macem-macem. Ini yang ditakutkan,” jelasnya.
Baca Juga: Cerita Mahasiswa Baru UIN Solo Diminta Registrasi Pinjol
Pihak rektorat saat ini masih terus melakukan proses penyelidikan untuk memastikan jumlah mahasiswa baru yang terdaftar aplikasi pinjaman online.
“Data awal sebagaimana diinformasikan kemarin ada 500-an, tapikan inikan sedang dilacak ulang, tidak mudah," terangnya.
Hal itu ungkap Syamsul, "Mahasiswa baru banyak yang takut. Tapi hari kemarin sudah ketemu cukup banyak. Banyak mahasiswa baru yang mau mengaku."