bakabar.com, JAKARTA - Aksi demonstrasi warga di kebun sawit Seruyan, Kalimantan Tengah (Kalteng) berakhir ricuh. DPR desak polri untuk mengusut korban tewas akibat tembakan polisi di peristiwa itu.
"Saya prihatin dan menyayangkan ada tiga warga yang dilaporkan terkena tembakan, bahkan salah satunya dikabarkan tewas" jelas anggota komisi III DPR RI, Taufik Basari, Selasa (10/10).
Taufik mengatakan bahwa unjuk rasa tersebut semestinya tidak boleh menelan korban jiwa. Polisi harusnya memahami Standar Operasional Prosedur (SOP) saat mengamankan demonstrasi warga.
Baca Juga: Polda Kalteng Ungkap Kondisi Terkini Korban Bentrok Maut Seruyan
Karenanya, dia meminta agar Kapolri menelusuri apa penyebabnya. Serta memastikan anggotanya tidak boleh membawa peluru tajam saat pengamanan demonstrasi.
"Usut tuntas dan transparan, harus dipastikan pelakunya ditangkap dan diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku" ucap legislator dari Dapil Lampung itu.
Selain itu, Taufik juga meminta polisi menangani sengketa warga dengan perusahaan. Dalam hal ini, polisi semestinya bertindak sebagai mediator, bukan eksekutor yang berhadap-hadapan dengan warga.
Baca Juga: Sejarah Panjang Seruyan dan Pesona Wisatanya
Terakhir, Taufik meminta agar hubungan polisi dengan warga setempat dipulihkan kembali. Hal ini penting demi menjaga kondusifitas.
"Jangan sampai menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Polri harus membantu menyelesaikannya tanpa ada kekerasan" tandas Taufik.
Sebelumnya, demo warga berlangsung di area perusahaan PT Hamparan Mawasit Bangun Persada (HMBP) 1 di Desa Bangkal, Seruyan Raya, Kalteng pada Sabtu (7/10). Kericuhan memanas usai massa mencoba pindah untuk menduduki lahan di titik lokasi lain.