bakabar.com, BANJARMASIN – Tanah Bumbu Record Store Day 2022 baru saja usai. Event yang juga diperingati di seluruh dunia ini akan tercatat sebagai peristiwa kebudayaan paling unik dan sentimentil yang pernah digelar di suatu daerah di pesisir Kalimantan bernama Tanah Bumbu.
Membuat ekosistem musik merupakan misi utama dari gelaran ini. Terbukti, Tanah Bumbu Record Store Day 2022 tak hanya dihadiri seluruh musisi Tanah Bumbu yang memiliki karya, tapi juga produser, kolektor rilisan fisik, jurnalis, dan penikmat musik.
Ini merupakan event perdana di Tanah Bumbu yang menghadirkan semua pihak yang terkait dengan dunia musik populer. Record Store Day 2022 pun diharapkan menjadi momentum agar musisi Tanah Bumbu terus menghasilkan karya-karya menarik, baik dari sisi kreativitas mengolah lirik, aransemen, maupun produksi musik.
Peringatan Hari Toko Musik
Ada empat nama yang menggelar lapak kaset maupun CD di venue utama Tanah Bumbu Record Store Day 2022 yang digelar pada Sabtu, 23 April 2022. Dia adalah Donna Yogi, Khairul, Richie Petroza, dan Puja Mandela.
Donna, yang datang setelah maghrib, ikut membuka lapak dengan membawa beberapa album koleksinya seperti Sex Pistols, Dewa 19, Superman Is Dead, The Upstairs, Fleur, Nonaria, dan beberapa album musik Indonesia lainnya.
“Event RSD ini benar-benar memanjakan mata bagi saya pecinta rilisan fisik, terutama kaset pita. Banyak banget kaset pita yang dipajang. Saya sendiri juga menggelar lapak di sana tujuannya meracuni sedikit-sedikit khususnya warga Tanah Bumbu untuk kembali mencintai kaset pita. Cassette Never Die!” ucapnya.
Begitu pun dengan Khairul. Kolektor asal Pagatan ini sengaja membawa dua dus kaset pita berisi album-album tahun 70 sampai 80-an. Sebut saja Duo Kribo, Iwan Fals, sampai album musisi rock asal Belanda, Kayak, yang tergolong langka.
“Sebenarnya masih ada satu dus yang belum dibuka. Salah satu album yang susah dicari adalah album Cermin dari God Bless,” kata Khairul.
Lalu, Richie Petroza, vokalis Primitive Monkey Noose ikut membawa koleksi rilisan fisik miliknya, termasuk album band independen Karengkang dengan judul album Kawaghaka, hasil remixed dari band Zoo.
Puja Mandela juga banyak membawa koleksinya untuk meramaikan Record Store Day 2022. Dari Indonesia, salah satu yang terlengkap adalah album Dewa 19. Ada pula kaset Ahmad Band dengan cover Ahmad Dhani yang bergaya ala Soekarno.
Dia juga memajang album-album Led Zeppelin, Queen, Pink Floyd, Toto, Eagles, Sting, U2, Perl Jam, R.E.M, Nirvana, Radiohead, hingga Oasis.
Pria yang dikenal sebagai jurnalis ini juga memajang koleksi lengkap album band legendaris asal Liverpool, The Beatles. Tak hanya itu, poster, buku-buku, majalah musik, dan t-shirt official Beatles juga memberi warna yang berbeda pada Record Store Day 2022. “Ini saya kumpulkan sejak 2010,” kata Puja Mandela.
Rupanya, kaset-kaset koleksi Puja Mandela menarik perhatian Donna. Dia mengaku kembali bernostalgia ketika melihat album-album The Beatles dipajang di Record Store Day 2022.
“Koleksi kaset pita The Beatles ini membuat saya kagum, hampir lengkap semua albumnya. Membuat saya nostalgia waktu kecil sering diputarkan kaset The Beatles sama bapak,” kata Donna, sambil mengenang masa lalu.
Di deretan ini juga ada Nobility Merch milik Juli, drummer Primitive Monkey Noose. Di lapaknya itu, dia menjual beberapa kaos band official, termasuk milik Dewa 19.
Ada juga Dhinar Aryo yang menjual t-shirt official Tanah Bumbu Record Store Day 2022. Lapaknya pun ramai diserbu pengunjung.
Apresiasi untuk Musisi Tanah Bumbu
Selain venue utama Tanah Bumbu Record Store Day 2022 yang mengingatkan kembali pada era-era kejayaan rilisan fisik, momen ini juga menjadi wadah untuk mengapresiasi karya musisi Tanah Bumbu.
Salah satu bentuk apresiasinya yakni dengan membuat album kompilasi bertajuk “Hikayat Tanah Koesan” yang berisi 17 lagu dari 17 musisi Tanah Bumbu. Dalam sesi lelang, salah satu album ini laku Rp1 juta.
Kemudian ada sesi hearing. Yakni mendengarkan karya musik dari musisi-musisi yang karyanya masuk dalam album kompilasi Hikayat Tanah Koesan. Beberapa karya yang diperdengarkan adalah “Pergilah” (Revife), “Logika” (Uniqly), Pagatan (Ska Men Rider), “Musuh Abadi” (The First), “Teman Hidupku” (Rizky Novdiandi), dan sejumlah karya lainnya.
Kehadiran produser muda, Prima Yuda Prawira, ikut menyita perhatian. Gobe, sapaan akrabnya, terbilang sukses saat memproduseri Peimitive Monkey Noose hingga berhasil menjalin kerja sama distribusi dengan Sony Music.
Di sana, Gobe banyak bicara soal minatnya menjadi produser musik, sumber inspirasinya, dan rencana-rencananya ke depan.
“Dalam waktu dekat akan lebih banyak lagi karya yang lahir dari musisi Tanah Bumbu. Ditunggu saja!” kata Gobe dalam sesi talk show bersama Icha Rahmi dan Puja Mandela.
Jam Session dan Ajang Silaturahmi
Waktu menunjukkan pukul 11 malam. Setelah sesi talk show berakhir, Tanah Bumbu Record Store Day masuk ke sesi jam sessions.
Akhmad Yoeni, gitaris The First, yang datang tanpa formasi lengkap, termasuk Deddy si vokalis yang berhalangan hadir, terlihat agak ragu saat ingin mengikuti jam session.
Tapi Puja Mandela kemudian memberi saran agar Yoeni bermasin bersama musisi-musisi lain. “Main sama Bang Echal dan Bang Chaly, gimana?”
Tawaran diterima! Akhirnya Yoeni justru bermain dengan formasi awal The First. Dibantu Ari Tirta Dinata sebagai vokalis, malam itu The First membawakan “Sekejap” ciptaan Faisal Maulana (Echal) dan Tahank, dengan energi yang meluap-luap. Dahsyat!
Chally, salah satu musisi yang hadir malam itu tampak semringah dengan digelarnya Tanah Bumbu Record Store Day. Pun begitu dengan sohibnya, Echal, yang tampak punya semangat baru saat jam sessions.
“Acara ini keren banget,” kata Chally, bersemangat.
Ari, vokalis Senja Djingga juga menyampaikan apresiasi yang besar atas terselenggaranya Tanah Bumbu Record Store Day 2022.
“Pokoknya acaranya luar biasa!
Semoga ke depan semua pemusik Tanah Bumbu semakin solid menyelenggarakan acara-acara seperti ini dan banyak menumbuh kan minat Pemuda- pemudi Tanah Bumbu untuk berkrya di musik,” ucapnya.
Selain tentang perhelatan Record Store Day, Richie Petroza menambahkan, acara ini secara ekletik akan menjadi pilar awal terbentuknya ekosistem musik di Tanah Bumbu, membangkitkan kembali gairah berkarya, menikmati dan mengapresiasikannya.
“Talenta dan penikmatnya ternyata memiliki porsi yang sama kuat di Tanah Bumbu, hanya saja sempat memudar, dan malam ini adalah momentum untuk pergerakan kedepannya untuk: Make Tanah Bumbu Music Great Again!” kata Richie Petroza.
Tanah Bumbu Record Store Day 2022 berakhir tepat pada pukul 12 malam. Semua orang yang hadir berbahagia. Di luar berbagai kekurangannya, event ini telah menjadi salah satu peristiwa budaya yang sangat penting di Tanah Bumbu.
Setelah ini, musisi Tanah Bumbu akan diingat sebagai sekelompok orang yang tak hanya mengcover lagu orang lain dan adu skill di ajang festival musik, tetapi juga akan dikenang sebagai musisi yang punya kemampuan menulis lirik, mengaransemen, memproduksi, hingga mendiskusikan bagaimana agar karya yang dihasilkan itu juga berdampak luas.