Keceriaan Achmad pudar lantaran sakit akibat kelebihan berat badan. Dengan bobot 125 kilogram, siswa kelas 1 MTsN 7 Tanah Laut ini bahkan tak mampu lagi berdiri.
Pantauan bakabar.com, bocah 13 tahun ini sempat menjalani perawatan satu malam di RSUD Hadji Boejasin Pelaihari.
Terus merasakan sakit, bocah obesitas asal Desa Kuringkit, Kecamatan Panyipatan, Tanah Laut itu rencananya dirujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin, Selasa (3/11).
Didampingi ibu dan ayah sambungnya, siswa kelas 1 MTsN 7 Tanah Laut itu dirujuk ke Banjarmasin guna mengetahui pasti penyebab sakitnya.
“Jadi terpaksa dibawa ke Banjarmasin,” kata dr I Putu Ardika dokter RS Boejasin yang merawat Irwandi kepada bakabar.com.
Putu tak berani mendiagnosis sakit Irwandi sebelum mendapatkan hasil pemeriksaan utuh di Banjarmasin.
“Sementara peralatan medis yang lengkap hanya ada di RSUD Ulin,” ujarnya.
Selain menderita obesitas, gula darah dan kolesterol si bocah Irwandi juga tergolong tinggi untuk anak seusianya.
Pagi tadi, Kepala Dinas Kesehatan Tanah laut Nina Sandra sempat mengunjungi si bocah super jumbo.
“Kita akan terus memantau perkembangan penanganan Ahmad Irwandi,” ujar Nina.
Irwandi lahir normal dengan berat 3 kilogram. Ia mulai mengeluh sulit berdiri sejak dua bulan terakhir. Bahkan tidak dapat berdiri sebulan belakangan.
Padahal sebelumnya meski berbadan besar, ia masih dapat bermain dengan teman sebayanya.
Mardiah sang ibu menuturkan berat badan anaknya semula 125 Kg.
“Kini turun 10 kilogram karena sakit,” jelasnya.
Dalam kondisi normal, Irwandi bisa makan 3-4 kali dalam sehari.
“Bahkan kalau nambah nasi pun kadang sampai habis di dalam panci,” katanya
Waktu melahirkan dulu berat Irwandi 3 Kg. Perubahan berat badan mulai terjadi di usia 13 bulan.
Menariknya, evakuasi Irwandi menuju RSUD Boejasin kemarin lusa membutuhkan empat orang guna mengangkat tubuhnya ke ambulans.