Borneo Hits

Rawat Generasi Pemulasaran Jenazah Perempuan, MUI Batola Gelar Pelatihan

Merawat generasi pemulasaran jenazah perempuan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Barito Kuala menggelar pelatihan di Marabahan, Sabtu (6/7).

Featured-Image
Praktik pemulasaran jenazah dalam pelatihan yang diselenggarakan MUI Barito Kuala di Majelis Taklim Nur Ala Marabahan, Sabtu (6/7). Foto: MUI Batola

bakabar.com, MARABAHAN - Merawat generasi petugas pemulasaran jenazah perempuan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Barito Kuala menggelar pelatihan di Marabahan, Sabtu (6/7).

Kegiatan yang diinisiasi Komisi Pemberdayaan Perempuan, Remaja dan Keluarga tersebut digelar di Majelis Taklim Nur Ala di Jalan Pahlawan Marabahan.

Sedikitnya 30 peserta berpartisipasi dalam pelatihan. Sebagian besar adalah anggota perkumpulan majelis taklim dan kelompok pemandian jenazah perempuan dari beberapa desa di Marabahan, Cerbon dan Bakumpai.

"Pelatihan penyelenggaraan jenazah merupakan salah satu program kerja kami," papar Siti Sahyati, Ketua Komisi Pemberdayaan Perempuan, Remaja dan Keluarga MUI Batola.

"Diharapkan peserta mendapat tambahan pengetahuan tentang penyelenggaraan jenazah mulai dari memandikan, mengafani, menyalatkan, sampai menguburkan dengan baik dan benar sesuai sunnah," tambahnya.

Meski berhukum fardu kifayah, faktanya tak semua muslim mampu menyelenggarakan jenazah. Alasannya bermacam-macam mulai dari tidak berani hingga tidak memiliki pengetahuan yang cukup.

Sementara Ketua MUI Batola, KH Ahmad Jiansi Majedi, mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan Komisi Pemberdayaan Perempuan, Remaja dan Keluarga tersebut.

Sedikitnya 30 peserta berpartisipasi dalam pelatihan pemulasaran jenazah yang diselenggarakan MUI Batola melalui Komisi Pemberdayaan Perempuan, Remaja dan Keluarga. Foto: MUI Batola
Sedikitnya 30 peserta berpartisipasi dalam pelatihan pemulasaran jenazah yang diselenggarakan MUI Batola melalui Komisi Pemberdayaan Perempuan, Remaja dan Keluarga. Foto: MUI Batola

"Kami memang setiap tahun menyediakan anggaran kegiatan kepada setiap komisi dalam rangka pengkhidmatan melayani, mengayomi dan membina kehidupan umat, baik dari sisi sosial, budaya, ekonomi dan keagamaan," papar Jiansi.

"Tentunya kami sangat mengapresiasi pelatihan yang dilakukan karena akan membawa nilai manfaat, terutama membantu masyarakat dalam penyelenggaran jenazah," sambungnya.

Adapun materi pelatihan disampaikan secara panjang lebar dan berjenjang oleh Hj Noor Hilaliyah.

Mulai dari adab mengunjungi orang sakit, menzikirkan seseorang yang sedang menghadapi sakaratul maut, persiapan sebelum memandikan dan mengafani, hingga tata cara salat jenazah.

Kemudian di akhir paparan, juga dilakukan praktik memandikan dan mengafani jenazah dengan manekin sebagai model.

Peserta pun menyimak dengan antusias semua materi yang disampaikan, sekaligus diberi kesempatan bertanya maupun berbagi pengalaman menyelenggarakan jenazah.

"Sebelumnya saya sudah pernah mengikuti latihan di tempat lain," papar Misriani, salah seorang peserta pelatihan dari Desa Sidomakmur di Kecamatan Marabahan.

"Lantas setelah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan MUI, akhirnya saya mendapat banyak pengetahuan tambahan, terutama menyikapi perbedaan-perbedaan pendapat tentang cara menyelenggarakan jenazah," tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner