bakabar.com, JAKARTA - 300-an ornamen Kerajaan Aceh berhasil dipamerkan dan didokumentasikan di sudut-sudut Museum Tsunami Aceh.
Hal tersebut tercapai berkat konsistensi kerja dokumentasi yang dilakukan Laboratorium Seni Aceh Rakitan yang melakukan penelusuran lapangan.
"Kita bawa dalam bentuk sketsa dan lukisan jumlahnya itu ada ratusan," kata Ketua Laboratorium Seni Aceh Rakitan Iskandar seperti dilansir Antara, Senin (12/6).
Pameran ornamen Aceh ini sudah dibuka mulai Sabtu, 10 Juni hingga 13 Juni 2023. Sejak dibuka, areal pameran terus dipadati pengunjung yang ingin menyaksikan langsung ratusan ornamen yang telah di sketsa tersebut.
Baca Juga: Polisi Didesak Usut Pembakaran Balai Pengajian Muhammadiyah di Aceh
Iskandar mengatakan ratusan ornamen yang dipamerkan tersebut didokumentasikan dalam bentuk sketsa dan lukisan yang berasal dari berbagai material seperti nisan makam, dinding kayu rumah adat, pedang besi, kain, dan benda peninggalan sejarah lainnya.
Dirinya menyampaikan pameran ornamen ini berawal dari keprihatinan mereka terhadap ornamen Aceh yang tidak terlalu mendapatkan atensi dari banyak masyarakat. Selama ini, ornamen Aceh hanya dianggap sebagai hiasan bukan bagian dari objek seni rupa.
"Dalam kegiatan acara-acara, ornamen hanya untuk melengkapi saja. Karena itu, kita ingin pada pameran ini meletakkan ornamen sebagai objek utama seni rupa," ujarnya.
Baca Juga: Polisi Tangkap Pemilik Ladang Ganja Seluas 5.000 Meter di Pegunungan Aceh Besar
Melalui pameran ini, Iskandar berharap semuanya bisa secara bersama-sama untuk menyelamatkan ornamen Aceh yang hampir punah, terutama dalam benda-benda peninggalan sejarah yang kecil seperti pedang, rencong, bros, dan gagang rencong.
Kata dia, pameran ornamen Aceh ini merupakan bagian dari literasi estetis dan menjadi langkah awal untuk melanjutkan penyelamatan ribuan ornamen Aceh lainnya melalui pendokumentasian.
"Ini menjadi 'gong' untuk melanjutkan pendokumentasian ribuan ornamen Aceh lainnya. Tahap awal kita dokumentasikan ribuan ornamen dalam bentuk buku," kata Iskandar.
Baca Juga: Penebusan BBM Pertamina di Aceh, BSI Pastikan Layanan Kembali Lancar
Sementara itu, Kasubag Umum Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah 1 Ahmad Hariri menyampaikan festival ornamen Aceh digelar atas dukungan program Indonesiana Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI.
"Melalui program Indonesiana, pemerintah membiayai program kebudayaan yang dilakukan secara individu maupun komunitas yang konsen pada isu kebudayaan," katanya.
Hariri mengatakan, program tersebut sudah dibuka sajak 2023, di mana dari 6.000 pelamar, tim memilih 300 orang/kelompok penerima, dan 11 orang di antaranya dari Aceh.
"Semua ini sebagai salah satu upaya pemerintah mendukung pelestarian budaya," pungkasnya.