bakabar.com, BANJARMASIN – Demonstrasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Kalimantan Selatan, Kamis (14/4), menyisakan sedikit drama.
Sejak pagi, ratusan massa sudah berkumpul di kawasan eks perkantoran Gubernur Kalsel, Jalan Jendral Sudirman, Banjarmasin Tengah.
Mendekati pukul 10.00, mereka melakukan long march hingga titik aksi di Gedung DPRD Provinsi Kalsel.
Berselang 15 menit, massa kemudian tiba di kawasan Lambung Mangkurat. Namun, belum sampai melihat pagar teralis Rumah Banjar, mereka sudah disambut ratusan aparat kepolisian.
Tak Seirama hingga Bakar Ban, Unjuk Rasa di DPRD Kalsel Bubar
Massa hanya diperbolehkan menyuarakan aspirasi di ruas jalan, berjarak puluhan meter dari Rumah Banjar.
Tak lama sempat berorasi, massa akhirnya ditemui salah satu anggota DPRD Kalsel sekaligus Wakil Ketua Komisi III, Rosehan Nor Bachri.
Sepanjang aksi, politisi PDI Perjuangan itu mendengar seluruh aspirasi dari mahasiswa Kalsel. Utamanya soal sikap tegas penolakan adanya 3 periode masa jabatan presiden serta wacana penundaan pemilu.
Massa juga menyoal masalah minyak goreng mahal, harga bahan bahan minyak (BBM) yang melonjak, hingga kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) jadi 11 persen.
DPRD Kalsel dituntut agar segera bersikap. Dalam waktu dekat, sederet tuntutan mahasiswa harus sampai ke Senayan, Jakarta.
Massa juga menuntut DPRD Kalsel memfasilitasi sidang rakyat bersama stakeholders terkait.
"Sudah dijanjikan tadi, sidang rakyat akan digelar tanggal 20 April. Artinya kami akan kembali," tegas Koordinator Wilayah BEM se-Kalsel, Habibillah Albadari Hadian Firman.
Sindir Elite
Demonstrasi siang tadi sedikit menyuguhi aksi teatrikal. 5 orang massa berlakon layaknya seorang pejabat negara.
Mereka masing-masing menggunakan topeng mirip wajah para elite. Dari Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, hingga. Presiden Joko Widodo.
Lewat teatrikal, massa melakonkan sejumlah drama. Salah satunya terkait minyak goreng yang mahal dan langka.
Selain itu, ada sedikit sisipan pembacaan puisi bernada sindiran terhadap oligarki oleh seorang massa aksi.
Bakar Ban, Pecah Kongsi
Sesaat jelang unjuk rasa berakhir, ratusan massa seakan pecah kongsi.
Barisan depan sibuk bernegosiasi sambil menunggu Wakil Ketua Komisi III DPRD Kalsel Rosehan Noor Bachri membubuhkan tandatangan dalam surat nota kesepahaman. Bersiap untuk bubar.
Sementara di bagian belakang, sejumlah massa terlihat melakukan aksi bakar ban. Memilih memisahkan diri dan seolah tak ingin mengakhiri demonstrasi lebih awal.
Kendati begitu, Korwil BEM se-Kalsel buru-buru membantah adanya pecah kongsi atau dualisme.
Menurutnya, aksi bakar ban tersebut hanya dilakukan oleh oknum dari sekelompok orang. Habibi menegaskan aksi kali ini sudah berjalan dengan lancar sesuai hasil konsolidasi.
"Hari ini sudah ada kesepakatan yaitu sidang rakyat pada 20 April nanti. Terlepas kejadian tadi, itu di luar keinginan kita. Adapun oknum seperti itu, berarti mereka tidak mengikuti konsolidasi dan merusak ketertiban hari ini," pungkasnya.