bakabar.com, BANJARBARU – Genap berusia 22 tahun, sejarawan Kalsel, Mansyur mengingatkan kembali akan sejarah Kota Banjarbaru.
Diharapnya Pemkot Banjarbaru mampu mewujudkan gagasan Van Der Pijl.
Sebab, dinilainya saat ini tatanan kota polesan tangan Van Der Pijl itu mulai bias.
“Sejak direncanakan dan akhirnya berstatus kota administratif, Banjarbaru memiliki planning sebagai kota yang tata kotanya terencana dengan baik. Apalagi saat itu kota idaman ini menduduki posisi pertama sebagai kota dengan penduduk pendatang terbanyak di area Kalimantan Selatan,” ujar Mansyur.
Masyur bilang, mengutip penelitian Naimatul Aufa & Pakhri Anhar (2012) dalam perkembangannya setelah era Van Der Pijl, secara tata kota, Kota Banjarbaru mulai berkembang tidak teratur, dan mulai terjadi urban sprawl.
“Kota Banjarbaru rancangan Van der Pijl mulai dilupakan. Dampaknya kota rancangan Van der Pijl mulai bias, membaur menjadi satu dengan perkembangan kota. Hal ini diperparah dengan hilangnya arsip sejarah kota yang menggambarkan rancangan Kota Banjarbaru,” terang Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP ULM ini.
Oleh karena itu, ke depan diharapnya perlu ada penelitian untuk mengkaji kembali tata kota yang dirancang oleh Van Der Pijl, sebagai bagian dari upaya konservasi Kota Banjarbaru.
“Pemerintah Banjarbaru ke depan diharapkan mampu mewujudkan gagasan Van der Pijl, yakni menjadikan Banjarbaru sebagai kota yang tertata rapi, nyaman, dan maju di segala bidang,” tegas Ketua LKS2B Kalimantan juga Ketua Dewan Riset LAKPL Kalsel ini.
Terkait hambatan pembangunan saat ini, lanjut Mansyur, harus mampu diatasi sehingga tidak memperlambat pembangunan, seperti koordinasi dan pelayanan hingga kepemilikan tanah.
“Jangan sampai masalah tidak adanya koordinasi atau pelayanan yang kurang baik menjadi penghambat pembangunan, termasuk kepemilikan tanah tumpang tindih harus diselesaikan,” tegasnya.
Terakhir ia mengingatkan kembali, Kota Banjarbaru tidak terlepas dari Konsep Moerdjani Plan pada 1950. Mendudukkan Dirk Andries Willem Van Der Pijl sebagai aktor utama perancang kota.
Berawal dari Gunung Apam, daerah peristirahatan buruh-buruh penambang intan dari Cempaka. Berdirilah kota "baru" yang dipoles tangan dingin arsitek kelahiran Brakel (Van Der Pijl).
Pembangunannya terinspirasi konsep Garden City ala Ebenezer Howard. Lalu muncullah embrio Kota Banjarbaru di puncak perbukitan lintasan Banjarmasin-Martapura.