bakabar.com, BANJARMASIN – Meski hanya berlangsung 29 hari, warga binaan Lapas Kelas IIA Banjarmasin mendapatkan banyak pelajaran selama mengikuti Pesantren Ramadan.
Sedikitnya 100 warga binaan di Lapas Kelas IIA Banjarmasin mengikuti kegiatan yang resmi ditutup, Senin (10/5).
Kegiatan ini berlangsung selama 28 hari, terhitung sejak 13 April 2021 dan berlangsung di Masjid Baabut Taqwa Asteda.
Banyak kegiatan keagamaan yang mengisi Pesantren Ramadan tersebut. Mulai dari pelatihan salat fardhu kifayah, tadarus hingga pelajaran fiqih.
“Alhamdulillah. Terima kasih kepada Kalapas dan Kemenag Banjarmasin yang sudah memberi kami kesempatan kami untuk belajar agama,” ungkap Iwan Wahyudi, salah seorang warga binaan.
“Tentu semua ilmu agama yang diperoleh selama kegiatan, sangat bermanfaat untuk kehidupan, termasuk setelah kami bebas,” imbuhnya.
Sementara Kepala Lapas Kelas IIA Banjarmasin, Porman Siregar, meyakini pendekatan agama membuat warga binaan menyadari kesalahan dan segera insyaf.
“Di sisi lain, kami sengaja mengisi Pesantren Ramadan dengan pelatihan salat fardhu kifayah,” ungkap Porman Siregar.
“Pengalaman saya di suatu tempat, kami kesulitan mencari imam untuk salat fardhu kifayah. Sekarang kami melatih 100 warga binaan dan lulus semuanya,” imbuhnya.
Seremonial penutupan Pesantren Ramadan di Lapas Kelas IIA Banjarmasin berlangsung penuh keakraban, serta diwarnai penampilan madihin dari warga binaan bernama Ahmad Syahrani.