bakabar.com, BANJARMASIN - Sejumlah pesepakbola muda Indonesia tengah ramai diperbincangkan karena ikut pendidikan kepolisian. PSSI mengungkapkan kalau para pemain mendapat tawaran.
Setidaknya ada sembilan pemain yang saat ini terpantau mengikuti pendidikan kepolisian. Mereka adalah Ginanjar Wahyu, Frengky Missa, Muhammad Ferrari, Kakang Rudianto, Ananda Raehan, Dimas Juliano Pamungkas, Rabbani Tasnim Siddiq, Daffa Fasya Sumawijaya, dan Muhammad Faiz Maulana.
Semua berawal dari munculnya foto Ginanjar Wahyu, Frengky Missa, Muhammad Ferrari, Kakang Rudianto, yang berpose bersama dengan kepala plontos sebagai tanda sedang ikut pendidikan kepolisian.
Pelatih Persija Thomas Doll juga sempat angkat bicara soal absennya Ferrari setelah timnya dijamu Persita pada pekan keempat Liga 1 2023/2024, Sabtu (22/7).
Thomas Doll menyebut bahwa Ferrari minta izin kepada dirinya agar direstui absen selama beberapa bulan ke depan.
Keputusan para pesepakbola muda ini mendapat banyak cibiran di media sosial. Ada yang menganggap mereka tidak serius dengan karier sepakbola, dengan bukti memilih absen ketika kompetisi sedang berlangsung.
Tanggapan Erick Thohir
Menanggapi situasi ini, Erick Thohir pun angkat bicara. Diungkapkannya, semua ini berawal dari tawaran di Istana Negara yang mau menjamin masa depan pesepakbola Indonesia.
"Memang waktu itu ada pertemuan di istana merdeka, bapak presiden menawarkan apa yang negara bisa berikan setelah sea games. Di situ disampaikan ada yang mau ikut TNI polisi, ASN dan BUMN," kata Erick Thohir dikutip dari detikSport, Rabu (26/7).
"Tentu prosedur apakah dia masuk kan ada prosedurnya, tentu itu risiko karena tidak mungkin ketika ada keinginan bergabung tapi kan itu kembali lagi. Agar pahlawan ini mendapatkan kesempatan ke depannya," ujarnya menambahkan.
Klub bukan satu-satunya pihak yang terdampak dari keputusan para pemain muda ini. Timnas Indonesia berbagai kelas usia sewaktu-waktu juga bisa saja membutuhkan jasa mereka, apalagi mayoritas dari mereka memang berlabel timnas.
Adapun Erick meminta masyarakat untuk menghormati pilihan para pemain muda ini. Apapun jalan yang ditempuh, ujung-ujungnya untuk kebaikan diri sendiri.
"Kita beri kesempatan dulu, apakah nanti ada pembicaraan dengan kepolisian tanpa merusak sistemnya. Intinya tidak boleh ada pemain titipan termasuk untuk kepolisian," tutur Erick Thohir.
"Kembali ke pemain yang dipanggil, itu pilihan yang harus didukung karena masing-masing punya kepentingan. Bukan pemain menolak main di timnas tapi mereka punya mimpi jadi polisi dan tentara, kita tidak bisa intervensi," ucap pria yang juga Menteri BUMN itu.