bakabar.com, BALIKPAPAN – Pasca proses ritual penyatuan tanah dan air oleh 34 Provinsi di Indonesia, Titik Nol Geodesi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara mulai diserbu pengunjung.
Banyak yang penasaran melihat suasana di lokasi yang akan dibangun Istana Presiden hingga kanto pemerintahan.
Sekretaris Camat Sepaku, Adi Kustaman mengatakan meningkatnya kunjungan ke Titik Nol IKN Nusantara terjadi pasca Presiden RI Joko Widodo berkemah dan melakukan prosesi penyatuan tanah dan air.
Menurutnya banyak masyarakat merasa penasaran dan ingin melihat secara langsung tempat yang nantinya dibangun pusat pemerintahan itu.
“Nggak bisa dibendung, nggak bisa kita larang. Bayangkan kalau itu kita tutup atau larang, waduh rasanya agak kurang baik juga. Toh sejauh ini juga masih terkendali kok pengunjungnya,” katanya saat dihubungi pada Senin (4/4/2022).
Adi menegaskan, dibukanya akses menuju Titik Nol IKN Nusantara bagi masyarakat bukan untuk dijadikan objek wisata. Melainkan sebatas untuk memperkenalkan wilayah yang nantinya menjadi IKN.
Ini juga berdasarkan kebijakan yang telah disepakati oleh Kecamatan, PUPR dan dua desa terkait.
“Bukan dibuka tempat umum karena itu bukan tempat umum dan sekali lagi itu bukan tempat wisata. Itu hanya kebijakan dari Kecamatan, PUPR, dan dua desa terkait. Karena antusiasnya masyarakat pasca kunjungan Bapak Presiden RI berkemah dan bahkan melakukan prosesi penyatuan tanah dan air,” jelasnya.
Tingginya antusiasme pengunjung terlihat saat akhir pekan. Banyak dari kelompok masyarakat hingga keluarga yang datang hanya untuk berswafoto di Titik Nol IKN itu. Adi menyebut, angka pengunjung di akhir pekan tembus hingga 1.500 pengunjung.
“Diketahui kalau weekend itu sekitar 800 sampai 1.500 pengunjung, kecuali hari-hari biasa dibawah itu,” tuturnya.
Ditanya apakah untuk memasuki wilayah IKN dipungut biaya alias tiket masuk, Adi menegaskan bahwa tidak ada pungutan biaya apapun terhadap masyarakat. Pihaknya hanya meminta para pengunjung meninggalkan identitas serta nomor telpon untuk berjaga-jaga.
“Itu nggak bisa langsung masuk, pas di pos kita tanya tujuannya apa dan darimana. Nanti identitasnya ditinggalkan dan nomor telponnya juga. Supaya kalau ada barang yang ketinggalan kan ada nomor yang bisa dihubungi. Banyak tas ketinggalan, handphone ketinggalan, nah kalau mereka rombongan kan enak bisa kita minta nomor handphonenya,” pungkasnya.
Cerita Gadis IKN Nusantara Lulus Seleksi ULM Banjarmasin: Terinspirasi Pandemi