bakabar.com, LUMAJANG – Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur masih meluncurkan guguran lava pijar pada Jumat (4/12).
Hal itu dikatakan Kepala Subbidang Mitigasi Gunung api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Nia Haerani saat dihubungi per telepon dari Lumajang.
“Berdasarkan pengamatan di pos pantau pada Jumat pukul 00.00 sampai 06.00 WIB secara visual teramati guguran lava pijar,” kata Nia seperti dikutip dari Antara, Jumat.
Menurut Nia, guguran lava pijar teramati sebanyak 10 kali dengan jarak luncur 500 meter hingga 750 meter dari ujung lidah lava ke arah Besuk Kobokan atau dari ujung lidah lava kurang lebih 250 meter dari puncak.
“Secara visual juga teramati sinar api yang tingginya sekitar 50 meter hingga 100 meter dan terlihat asap kawah bertekanan lemah berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi sekitar 50-100 meter di atas puncak kawah,” tutur Nia.
Untuk aktivitas kegempaan, lanjut Nia, letusan tercatat sebanyak tujuh kali dengan amplitudo 11-20 mm, guguran sebanyak enam kali dengan amplitudo 5-10 mm, embusan sebanyak tiga kali, dan gempa tektonik jauh sebanyak satu kali.
“Gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimal 1-5 mm dan status Gunung Semeru pada tingkat level II atau waspada,” katanya.
Sedangkan periode pengamatan enam jam kemudian pada pukul 06.00 hingga 12.00 WIB secara visual Gunung Semeru dominan tertutup kabut dan asap kawah juga tidak teramati.
Untuk aktivitas kegempaan tercatat letusan sebanyak tujuh kali, guguran empat kali, tremor harmonik tiga kali, dan satu kali gempa vulkanik dalam.
Nia mengatakan, PVMBG merekomendasikan agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 4 kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.
“Masyarakat juga diminta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru,” katanya.
Ia mengatakan radius dan jarak rekomendasi tersebut akan dievaluasi terus untuk mengantisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.
“Masyarakat juga diimbau menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi dan perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan,” ujarnya.
PVMBG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai ancaman lahar di alur sungai yang berhulu di Gunung Semeru karena banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.