bakabar.com, JAKARTA - Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) menggelar pemilihan Putri Otonomi Indonesia (POI) 2023. Puncaknya akan dilaksanakan di Kabupaten Kebumen, pada 23 Juni 2023, setelah terpilih 15 finalis dari total 37 peserta yang ikut berlaga.
Direktur Eksekutif Apkasi Sarman Simanjorang menjelasan ajang pemilihan putri versi Apkasi ini berbeda dengan lomba atau kompetisi sejenis lainnya. Perbedaan paling mencolok adalah peserta merupakan putra-putri dari kabupaten masing-masing.
"Jadi tidak boleh dari Kabupaten A mewakili kabupaten B. Itu tidak boleh. Itu perbedaannya," ujar Sarman dalam acara menuju 15 Besar Finalis Putri Otonomi Daerah 2023, di Jakarta, Rabu (7/6).
Dengan demikian, menurut Sarman yang juga Wakil Ketua Umum Bidang Otonomi Daerah Kadin Indonesia itu, "Peserta yang berlaga adalah yang diutus langsung oleh bupati atau dinas pariwisatanya. Jadi masing-masing kabupaten."
Baca Juga: Kadin-APKASI Investment Forum, Kembangkan Peluang Investasi di Sumatera
Sarman menegaskan acara tersebut memang didesain untuk menggali kemampuan dari para peserta yang merupakan mitra pemerintah daerah dalam mempromosikan berbagai potensi yang ada di daerah.
"Apakah itu potensi peluang investasi, program unggulan daerah, kemudian juga investasi pariwisata, dan yang lain. Itu menjadi salah satu tugas mereka," papar Sarman.
Kemudian yang tak kalah penting, ungkap Sarman, adalah menjadikan para finalis sebagai calon-calon pemimpin masa depan. Untuk itu mereka harus memahami betul, kondisi daerah masing-masing dan potensi yang dimiliki.
Selanjutnya, para peserta akan dijadikan sebagai duta sesuai dengan bidang yang dipahami dan diminatinya. Mereka akan dilibatkan untuk menyukseskan program-program pemerintah daerah melalui kampanye dan sosialisasi.
Baca Juga: Gelar Lokakarya, APKASI Dukung Peluncuran 'Nusantaranomics'
"Nah duta-duta ini nanti semuanya berkaitan dengan program pemerintah. Jadi ada duta investasi, duta pariwisata, ada duta anti narkoba, ada duta keluarga berencana, ada duta olahraga, sampai duta rupiah pun ada," imbuhnya.
Sarman menambahkan, "Ini agar putri-putri otonomi Indonesia ini menjadi benar-benar merupakan bagian integral program pemerintah."
Tidak berhenti disitu, ia berharap para generasi muda yang ikut mewakili daerahnya, tidak kecil hati jika tidak terpilih masuk dalam 15 besar. Mereka diharapkan terus menggali potensi yang dimiliki, termasuk berkontribusi positif terhadap pembangunan di daerah
"Karena mereka adalah generasi penerus bangsa," tegas Sarman.