bakabar.com, BANJARMASIN –Kesabaran sejumlah orang tua siswa di Kota Banjarmasin benar-benar diuji begitu memasuki tahun ajaran 2022/2023.
Belum selesai persoalan harga atribut, kini sumbangan oleh pihak sekolah juga bikin geleng-geleng kepala ortu murid. Besarannya cukup bervariatif.
“Beban ortu murid bukan hanya buku, seragam dan peralatan sekolah baru. Ada juga sumbangan pembangunan sekolah yang besarnya jutaan rupiah per ortu,” ujar salah seorang ortu murid SMP di Banjarmasin kepada bakabar.com.
Besaran sumbangan itu, kata dia, umumnya diputuskan pada rapat komite sekolah. Besarnya berkisar Rp2 juta sampai Rp3,5 juta. Bergantung sekolah.
“Alasannya untuk membangun sarana yang diperlukan sekolah. Seperti bikin aula, rehab WC, masjid, lapangan olahraga, atau tempat parkir,” ujarnya.
Memang, diakuinya, selama dua tahun pandemi dan proses belajar-mengajar beralih ke daring, sumbangan itu ditiadakan. Namun dalam kondisi normal seperti sekarang, praktik sumbangan tersebut kembali diberlakukan.
“Bukan hanya di SMP, anakku yang di SMA juga merasakan,” ujarnya.
Praktik sumbangan sekolah seakan menjadi hal lazim akibat minimnya dana bantuan operasional sekolah (BOS). Seperti yang dibenarkan oleh salah seorang kepala SMP di bilangan Banjarmasin Tengah.
Kendati begitu, ia mengatakan sumbangan tersebut tidaklah mengikat. Alias sukarela.
“Langsung dikelola oleh komite sekolah,” ujar kepala sekolah satu ini kepada bakabar.com, Senin (18/7).
Sebelum menetapkan besaran sumbangan, kata dia, komite sekolah akan urun rembuk, menggelar pertemuan dengan para orang tua siswa.
Semisal kebutuhan Rp10 juta, orang tua siswa akan ditanya mengenai kesanggupannya. Tidak ada batas minimal. Bebas menyumbang.
“Sanggupnya berapa. Kalau mau lebih boleh, kurang boleh. Sesuai dengan kemampuan ‘lah," ujarnya.
Ia membenarkan sumbangan ini diperuntukkan guna keperluan sekolah menjalankan program dan berbagai kegiatan.
Misalnya seperti pembangunan taman, kegiatan ekstrakurikuler dan hal lain yang berkaitan dengan kebutuhan sekolah.
“Tak cukup jika hanya mengandalkan BOS,” ujarnya.
Sementara salah satu orang tua murid lain, Iin (42) mengaku belum pernah mendapati adanya praktik sumbangan di sekolah anaknya. Buah hatinya sendiri masuk SMP lewat jalur zonasi.
"Kalau zonasi murni tidak ada sumbangan, mungkin yang sumbangan itu jalur lain," tuturnya diwawancarai secara terpisah.
Bagaimana respons Disdik? Kepala Dinas Pendidikan Banjarmasin, Nuryadi menerangkan teknis sumbangan sekolah ada kepada orang tua siswa dan di luar tanggung jawabnya.
"Ya kami tidak ikut soal itu yang penting tidak ada paksaan," singkatnya.
Sebagaimana diketahui, tahun ajaran baru 2022/2023 untuk tingkat TK, SD, hingga SMP dimulai serentak hari ini, 18 Juli 2022.
Bukan hanya sumbangan, tingginya harga atribut sekolah menjadi beban kebutuhan lain bagi para orang tua siswa.
Sejumlah orang tua siswa di Banjarmasin Tengah mengaku juga harus mengeluarkan kocek hingga jutaan rupiah untuk membeli atribut sekolah yang telah dipatok pihak sekolah.