bakabar.com, BANJARMASIN - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengimbau para orang tua untuk lebih berhati-hati memberikan jajanan kepada anak.
Imbauan ini dikaitkan dengan peristiwa 28 anak keracunan jajanan yang mengandung nitrogen cair chiki ngebul di Tasikmalaya dan Bekasi.
"Mengimbau ortu untuk hati-hati dalam memberikan pangan bagi anaknya, terutama karena anak-anak ini masih dalam pertumbuhan," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi dilansir dari detikHealth, Selasa (10/1).
Alih-alih melarang orang tua memberikan jajanan kepada anak, Nadia justru mengedukasi orang tua.
Menurutnya, anak-anak perlu diberikan makanan yang bergizi dan diolah sesuai standar agar anak tidak jajan sembarangan.
Kasus tersebut menimpa 24 anak di Tasikmalaya dan empat anak Bekasi. Di Tasikmalaya, 16 anak dilaporkan tidak bergejala, tujuh anak dilaporkan bergejala.
Ketujuh anak tersebut mengalami gejala seperti sakit perut, pusing, mual, dan muntah darah dan diobservasi di puskesmas. Akan tetapi, satu dari tujuh anak dilaporkan mengalami gejala berat sehingga harus dirujuk dan dirawat inap di RS SNC Tasikmalaya.
Dari 24 anak di Tasikmalaya yang mengonsumsi chiki ngebul, beberapa di antaranya dilaporkan meminum cairan sisa nitrogen yang tidak menguap.
Sementara itu, kasus di Bekasi terjadi pada Desember 2022. Dari empat anak yang mengonsumsi chiki ngebul di Bekasi, satu diantaranya mengalami gejala keracunan.
Gejala yang dialami korban tersebut yaitu nyeri perut yang parah dan lemas. Anak tersebut akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Haji Jakarta Timur.
Anak tersebut didiagnosis mengalami perforasi (lubang) di saluran cerna, sehingga harus dioperasi. Anak yang mengalami gejala parah ini juga dilaporkan meminum sisa nitrogen.
"(Korban) yang berusia 4 tahun ini meminum sisa nitrogen cairnya," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jabar dr Ryan Bayusantika Ristandi, SpPK,MMRS.
Kondisi Terkini
Seluruh anak, baik kasus yang terjadi di Tasikmalaya November lalu, maupun Bekasi di Desember 2022 sudah dinyatakan pulih.
''Semua sehat karena ini yang di Tasik kejadian November dan di bekasi 21 Desember kemarin. Semua sudah sehat,'' terang dr Nadia.