bakabar.com, BANJARBARU – Pohon-pohon kecil mulai ‘tumbuh’ di tengah Jalan Liang Anggang – Bati-Bati yang berlumpur.
Setidaknya tujuh pohon terlihat di antara lumpur yang tingginya kurang lebih semata kaki orang dewasa.
Rupanya, pohon-pohon kecil itu ditanam dengan sengaja oleh warga RT 02 Kelurahan Landasan Ulin Selatan, Banjarbaru, sebagai bentuk sindiran karena proyek pembangunan jalan senilai Rp74 miliar yang mestinya sudah selesai sebelum 2022.
"Lama tidak lewat jalan ini. Sekalinya lewat, malah tumbuh pohon. Mungkin karena kelamaan," celetuk Yanor, salah seorang pengendara.
Pria asal Tanah Laut ini merasa lambannya proyek jalan Liang Anggang-Bati Bati sangat merugikan, baik dari sisi transportasi maupun ekonomi.
"Ya, semoga lah cepat diselesaikan. Mau sampai kapan lagi warga menderita akibat proyek ini?" pungkasnya.
Ketua RT 02 Kelurahan Landasan Ulin Selatan, Hendra, berkata dalam beberapa hari terakhir tak ada progres perbaikan jalan.
"Beberapa hari terakhir ini perbaikan di separuh jalan kami tidak ada perkembangan. Sejak diguyur hujan, tak ada lagi pekerjaan," katanya.
Lambannya proyek tersebut, kata dia, akhirnya membuat akses warga setempat terhambat.
"Warga mengeluh karena akses untuk keluar masuk rumah harus melalui jalan lumpur," ujarnya seraya berkata warga akan terus menuntut perbaikan jalan segera diselesaikan.
Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalsel memberi kesempatan kontraktor menyelesaikan perbaikan sebelum 90 hari kalender sejak berakhirnya masa pelaksanaan pekerjaan.
Meski sebagian sudah beraspal, tetapi ada beberapa titik jalan yang kondisinya masih memprihatinkan.