bakabar.com, JAKARTA - Kementerian ESDM mengajak mahasiswa terlibat langsung dalam pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) dengan mengikuti program Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB).
Sekjen Kementerian ESDM Rida Mulyana menjelaskan ada dua isu mengapa harus mengupayakan transisi energi. Pertama, untuk kepentingan Indonesia, karena saat ini, untuk listrik, 86 persennya dari energi fosil dan suatu saat dipastikan habis.
"Dengan adanya transisi energi, kita ingin agar kualitas ketahanan dan kemandirian energi nasional meningkat, tidak lagi tergantung energi fosil," terangnya.
Saat ini, Indonesia memiliki energi terbarukan dan itu berlimpah. Artinya, kalau kita ingin transisi dari fosil ke nonfosil, sumbernya sudah ada," üngkapnya.
Baca Juga: Kerap Terjadi Konflik Tambang, ESDM: Jadi Penghambat Investasi
Isu kedua menurut Rida adanya tekanan global bahwa saat ini perubahan iklim dan cuaca susah diprediksi, bahkan di negara tropis seperti Indonesia. Hal itu, karena adanya pemanasan global yang berasal dari banyaknya gas rumah kaca (GRK) dan membuat suhu Bumi naik.
Akibatnya tinggi permukaan laut naik, dan cuaca tidak bisa diprediksi. Hal itu sudah kita rasakan sekarang.
"Sebagai warga bumi, kita juga harus berkontribusi memeliharanya dengan cara ikut menahan agar suhu bumi tidak naik terus dan itu sudah disepakati pada COP 21 lalu, sampai kemudian di G20 isu transisi energi mengemuka," ujarnya.
Rida menambahkan, "ujungnya adalah bagaimana kita berkontribusi agar suhu Bumi tidak makin naik, kita targetkan 1,5 derajat Celcius dan untuk saat ini kenaikannya mencapai 1,1 derajat Celcius."
Baca Juga: ESDM: Disvestasi Saham PT Vale Harus Libatkan Pemerintahan Daerah
Rida juga mengatakan Kementerian ESDM serius mengupayakan transisi energi. Keterlibatan anak muda tentunya penting bagi estafet transisi energi yang akan dilakukan pemerintah.
"Di satu sisi, adik-adik punya saluran untuk menyalurkan ide maupun hobi. Di sisi lain, pemerintah memiliki kewajiban agar estafet pelaksanaan transisi bisa mulus," katanya.
Senada, Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengatakan program transisi energi membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, utamanya dalam mempersiapkan SDM yang mumpuni guna memberikan dukungan bagi industri PLTS dalam negeri.
"Gerilya merupakan program kolaborasi pentaheliks, yang melibatkan pemerintah, BUMN/swasta, akademisi, masyarakat, dan media. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi SDM mahasiswa dalam bentuk pembekalan dan pengalaman teknis dan praktis yang mencakup perencanaan, komersialisasi, dan pemasangan PLTS, yang saat ini diminati oleh dunia usaha dan sektor industri," ujarnya.
Baca Juga: Capai Net Zero Emission, ESDM Perdagangkan Karbon PLTU Tahun Ini
Pada kesempatan yang sama, Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam menyampaikan program 'Gerilya' akan memberikan pengalaman yang bermanfaat untuk menyiapkan para mahasiswa dalam mengenal dunia kerja.
"Program Gerilya ini sangat bagus, dalam arti selain menyiapkan adik-adik mahasiswa untuk mengenal dunia kerja, juga mengantar adik-adik mengenal ekonomi baru, ekonomi berbasis pada renewable energy," ujarnya.
Sementarta itu, Direktur Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia Brian Dusza mengatakan program 'Gerilya' adalah cara terbaik untuk melibatkan generasi muda dalam upaya percepatan transisi energi.
"Amerika Serikat senang untuk terus menjalin kemitraan yang kuat dengan Pemerintah Indonesia dalam pembangunan masa depan rendah karbon. Program magang Gerilya MSIB 4 merupakan cara terbaik untuk melibatkan generasi muda, generasi pemimpin energi Indonesia selanjutnya, dalam mengatasi tantangan dan mengoptimalkan peluang transisi energi," tuturnya.